Gempa 7,7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng pada Jumat (28/9), sekitar pukul 14:00 WIB, dengan gempa susulan pukul 17:02 WIB berkekuatan 7,4 meluluh-lantakkan bumi setempat.
Gempa yang tergolong dangkal tersebut diikuti tsunami yang menyapu kawasan pesisir dan pencairan tanah atau likuifaksi yang menelan bangunan, pepohonan berikut manusia dan mahluk hidup lainnya.
Korban gempa Palu dan sekitar yang meninggal dunia, tercatat oleh BNPB sebanyak 2.113 orang. Seluruh korban meninggal dunia telah dimakamkan, baik secara massal maupun oleh keluarganya. Banyak lagi korban yang hingga kini dilaporkan hilang.
Masa tanggap darurat bencana masih diberlakukan hingga 26 Oktober 2018. Beberapa fasilitas publik seperti listrik dan komunikasi sebagian besar sudah pulih kembali di daerah terdampak bencana.
Kejadian ini membuat semua kalangan baik pemerintahan, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), negara tetangga ikut ambil bagian dalam pemulihan Palu-Donggala pascagempa, tsunami dan likuifaksi tersebut.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) membangun ratusan hunian sementara (huntara) untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
CEO BNI Kanwil Manado, Haris Agus Handoko, mengatakan, untuk membantu meringankan beban para pengungsi, BNI (Persero) Tbk saat ini sedang membangun 300 Hunian Sementara (Huntara) di Desa Lolu yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 600-800 Kepala Keluarga.
"Sigi adalah kawasan yang terdampak sangat parah bencana gempa dan pergerakan tanah (liquifaksi) pada 28 September 2018 sehingga ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal dan juga rusaknya sarana pemdidikan," ujar Haris di Manado, Minggu (28/10/2018).
Diharapkan seluruh huntara ini selesai akhir Oktober ini. Selain 300 unit rumah hunian sementara. BNI, katanya, akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada para nasabah dan masyarakat di Sulteng.
Kepala Jaringan dan Pelayanan BNI Wilayah Manado Dewanta Ary Wardhana mengatakan BNI akan terus bersinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lain, untuk sama-sama membangun kembali Kota Palu dan sekitarnya.
"BNI siap bersama-sama dengan pemerintah untuk membangun kembali Kota palu dan sekitarnya," kata pejabat BNI Wilayah Manado yang membawahi Provinsi Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Maluku Utara.
PT Bank Mandiri (Persero) juga melakukan percepatan pembangunan 100 hunian sementara (huntara) di Desa Lolu dan Desa Sibalaya, Sigi.
Selain membangun hunian sementara, BNI dan BUMN lain juga bersinergi untuk membangun fasilitas penunjang hidup lainnya. Adapun fasilitas yang dibangun antara lain Ruang Kelas Sementara (rukatara), MCK, fasilitas air bersih (sumur bor) di Sulawesi Tengah.
Maka BNI dan Mandiri bertindak cepat membawa bantuan yang mampu menjadi tempat tinggal sementara korban bencana gempa, tsunami, dan pergerakan tanah (liquifaksi).
Bekerja sama dengan BUMN, BNI berkomitmen untuk mempercepat pemulihan keadaan di daerah bencana, salah satunya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tidak hanya kebutuhan akan tempat berlindung, MCK, air minum, dan layanan perbankan, BNI mengirimkan relawan dari kaum milenial untuk membantu penyaluran bantuan ke daerah bencana.
BNI juga mengajak stafnya yang memiliki latar belakang psikologi untuk menggelar kegiatan penyembuhan trauma dan pemulihan kejiwaan untuk menghibur anak-anak para korban bencana.
Posko-posko kesehatan gratis dan dapur umum juga dibangun untuk membagikan air bersih, menyediakan 1.000 nasi bungkus per hari, air mineral, serta makanan instan.
Gandeng Bio Farma Penanganan bantuan menyasar pula pada kebutuhan nyata pada para penyintas, yaitu PT Bank Negara Indonesia (BNI) menggandeng PT Bio Farma (Persero) untuk memberikan vaksin tetanus kepada masyarakat dan relawan yang bertugas di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dewanta Ary Wardhana mengatakan tindakan ini menyesuaikan kebutuhan akan dampak gempa dan tsunami dimana banyak penyakit bisa muncul, antara lain kemungkinan orang terkena tetanus akibat luka-luka mereka.
Vaksin tetanus, juga dikenal dengan nama toksoid tetanus(TT), adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah semua masyarakat dan relawan terkena tetanus karena terluka oleh benda-benda yang bisa menghantar penyakit tersebut, seperti besi, paku, seng yang berkarat.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bio Farma Disril Revolin Putra mengatakan sudah lebih dari 50% vaksin yang sudah disebarkan ke masyarakat dan relawan.
Masih ada sekitar 45% vaksin lagi, dan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pascagempa dan tsunami," kata Disril.
Bio Farma juga mengantisipasi apabila ada masyarakat dan relawan yang telah terkena tetanus, dengan menyediakan serum untuk penyembuhannya serta mengatur kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Palu untuk penanganan selanjutnya.
"Kami akan mengirimkan vaksin tersebut melalui Dinkes setempat," katanya.
Sembako untuk memenuhi kebutuhan pangan, BNI bekerja sama dengan Pelindo IV Sulteng memberikan CSR dengan menyerahkan bantuan 15 truk sembako untuk diserahkan pada Bupati Donggala.
Dengan harapan Pemerintah Kabupaten Donggala bisa meneruskan paket sembako baik mie instan, air mineral, beras, dan keperluan lainnya kepada warga yang menjadi korban bencana alam tersebut.
Juga, katanya, memberikan genset untuk membantu penerangan di lokasi gempa dan tsunami Palu-Donggala.
Saat ini juga ada puluhan relawan dari BNI yang datang langsung untuk membantu para korban di daerah tersebut.
Pihaknya berharap dengan bantuan ini, para korban dapat dihibur dan meringankan beban mereka, agar tetap kuat menghadapi cobaan ini," jelasnya.
BNI, katanya, akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Sulteng, sehingga akan terus bersinergi ke depannya, dalam membangun kembali perekonomian daerah.
Karena BNI sebagai agent of development, yang bersama-sama akan membangun bangsa Indonesia," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: