Minyak sawit berjangka Malaysia menyentuh titik terendahnya dalam lebih dari tiga tahun pada Rabu (21/11/2018), menghapus keuntungan dari sesi sebelumnya, karena penurunan harga minyak mentah menekuk sentimen.
Harga minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan minyak mentah, karena minyak nabati digunakan sebagai bahan baku untuk membuat biodiesel.
Patokan minyak sawit kontrak untuk pengiriman Februari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1,3 persen pada 1.960 ringgit ($467,00) per ton pada sesi perdagangan paruh pertama.
Kontrak berjangka menyentuh titik terendah sejak Agustus 2015. Pada sesi sebelumnya, sawit naik 0,7 persen setelah oversold pada pekan sebelumnya.
Volume perdagangan mencapai 27.348 lot 25 ton masing-masing pada istirahat tengah hari.
"Pasar masih tertekan, secara teknis dan fundamental, karena tingginya stok dan melambatnya ekspor," ujar seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, seperti dilansir dari The Star, Kamis (22/11/2018).
"Tapi koreksi ke atas tidak dapat dikesampingkan dalam kondisi oversold saat ini," ujar trader.
Penurunan harga minyak mentah semalam juga membebani sentimen, pedagang lain mengatakan.
Persediaan di produsen utama, Indonesia dan Malaysia, diperkirakan akan meningkat untuk dua bulan ke depan, dengan permintaan tidak mungkin untuk melompat dari pembeli utama ketika minyak sawit membeku di musim dingin.
Ekspor minyak sawit Malaysia turun 10,9% pada periode 1-20 November menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia pada Selasa, sementara surveyor kargo Intertek Testing Services melaporkan penurunan 3,2% pada periode yang sama.
Kelapa sawit dapat jatuh ke 1.933 ringgit per ton, turun dari 1.972 ringgit, Wang Tao, analis pasar Reuters untuk komoditas dan teknis energi mengatakan.
Dalam minyak makan terkait lainnya, kontrak minyak kedelai Chicago Desember naik sebanyak 0,33 persen.
Di Dalian Commodity Exchange, kontrak minyak kedelai Januari naik hingga 0,9 persen, tetapi kontrak minyak sawit Januari tergelincir sebanyak 0,8 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: