Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekspor Kopi Aceh Rendah di Kuartal III

        Ekspor Kopi Aceh Rendah di Kuartal III Kredit Foto: Reuters/YT Haryono
        Warta Ekonomi, Banda Aceh -

        Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat nilai ekspor komoditas unggulan, yakni kopi melalui pelabuhan di Aceh hingga triwulan ketiga 2018 masih sangat sedikit yakni 17.101 dolar AS.

        "Jika kita bandingkan ekspor kopi lewat pelabuhan di luar Aceh periode Januari-September 2018, maka jauh lebih besar tercatat 53,4 juta dolar AS," ucap Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Ahad.

        Bahkan, komoditas yang ditanam pada beberapa daerah dataran tinggi di wilayah tengah provinsi ini menjadi dominasi ekspor sekitar 71,11 persen dari total ekspor senilai 75,09 juta dolar AS lewat pelabuhan di luar Aceh.

        Tapi jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017 maka belum tercatat ekspor kopi melalui pelabuhan di Aceh baik lewat udara maupun laut dari kelompok bukan minyak dan gas bumi ini.

        Data BPS Aceh triwulan ketiga 2018 menyebut, ekspor nonmigas pelabuhan di Aceh total senilai 100,69 juta dolar AS dengan komoditas terbesar penyumbang yakni bahan bakar mineral 94,52 persen atau senilai 95,18 juta dolar AS, sedangkan kopi cuma 0,02 persen.

        "Ekspor kopi melalui Aceh ini terjadi di semester pertama 2018 tercatat 252 dolar AS, kemudian Juli 3.824 dolar AS, Agustus senilai 5.500 dolar AS, dan September 7.525 dolar AS," rinci Wahyudin.

        Ia menyebut kegiatan perdagangan luar negeri tersebut dilakukan melewati pintu ke luar pelabuhan udara Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar.

        Seperti diketahui, Aceh memiliki kopi dua jenis, yakni Robusta ditanam petani di daratan sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan Arabika di ketinggian 700 hingga 1700 mdpl.

        "Lazimnya kopi asal Aceh disebut juga kopi gayo ini, diekspor masih berbetuk biji dan dalam kondisi belum dipanggang atau tidak dihilangkan kandungan kafein ke negara tujuan," tegasnya.

        Pelaku eksportir Kopi Arabika Gayo dalam tiga bulan terakhir mengaku, telah memperbaharui kontrak ekspor jenis kopi itu menyusul harga komoditas di tingkat petani di Aceh Tengah, dan Bener Meriah terus melambung dan tertinggi dalam sepanjang sejarah.

        Armiyadi, eksportir di Takengon, Aceh Tengah, menuturkan harga kopi Gayo "green bean" di pasar dunia saat ini berada di kisaran 7,5 dolar AS per kilogram atau setara Rp102.000 per kilogram (kg). "Harga tertinggi sekarang di kontrak itu 7,2 dolar sampai 7,5 dolar per kg. Kalau 7,5 dolar dikali dengan kurs rupiah sekarang Rp13.500 adalah Rp102.000 per kg, dan harga ini belum pernah ada sebelumnya," tutur Armiyadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: