Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan ada kelompok yang berupaya menghalang-halangi agenda Reuni 212 yang bakal digelar 2 Desember 2018 mendatang. Menurutnya, hal itu tidak bijak dalam era demokrasi. Namun ia tak merinci kubu sebelah yang dimaksudnya menghalang-halangi tersebut.
Riza mengaku mendapat laporan dari Panitia Reuni 212 bahwa massa dari beberapa daerah dihambat menuju ke Jakarta. Misalnya, ada Perusahaan Otobus (PO) yang membatalkan pesanan massa 212.
"Kubu sebelah ini terlalu berlebihan. Aparat juga. Tidak bijak. Tidak baik, tidak demokratis. Cara begini sudah lebih dari Orde Baru," ujarnya di Jakarta, Senin (26/11/2018).
Ia menilai, perlakuan tersebut tidak pantas jika ada kelompok yang dihambat ketika ingin berserikat, berkumpul, dan mengutarakan pendapat. Terlebih, saat ini adalah era keterbukaan demokrasi dan UUD 1945 menjamin kebebasan untuk berserikat dan berkumpul setiap warga negara. Termasuk kalangan Alumni 212.
"Incumbent katanya berhasil. Katanya sukses, kepuasan publik tinggi danelektabilitasnya tinggi. Tapi kok takutnya berlebihan," katanya.
Ia lantas menyinggung beberapa contoh kegiatan yang pernah dilaksanakan Persaudaraan Alumni 211. Misalnya Aksi Bela Islam 212 itu sendiri dan Aksi Bela Islam 411. Dimana beberapa kegiatan itu terbukti berjalan dengan damai dan tertib. Justru pemerintah sebaiknya mendukung agar alam demokrasi terbangun dengan sehat.
"Harusnya pemerintah mendukung supaya demokrasi terbangun secara sehat. Bisa tertib bisa damai," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim