Dijuluki 'Si Anak Singkong', Bos CT Corp Ini Dulu Juga Sempat Hidup Susah
Lahir dari keluarga yang sederhana dan bisa dikatakan miskin, Si Anak Singkong yang notabennya lulusan dari Fakultas Kedokteran ini malah beralih ke dunia bisnis. Saat ini dunia bisnisnya sudah merambah ke tiga sektor industri, yakni sektor keuangan, properti, dan multimedia. Si Anak Singkong itu adalah Chairul Tanjung, Bos dari CT Corp.
Chairul Tanjung masuk ke dalam urutan orang terkaya ke-6 di Indonesia. Ia lahir di Cibadak, 16 Juli 1962. Ia memiliki seorang ayah yang merupakan wartawan pada masa orde lama dan berpendapatan minim. Enggak heran, ya kalau sekarang Chairul yang akrab disapa CT ini menjadi bos perusahaan media di Indonesia.
Semasa kuliahnya, Chairul sempat berjualan buku dan membuka usaha foto kopi untuk membiayai kuliahnya. Meskipun lulus dari fakultas kedokteran, ia malah tertarik untuk menjadi pebisnis dan menyelami dunia tersebut. Ayah dari Putri Tanjung itu sempat menjalankan bisnis toko peralatan kedokteran, namun bangkrut. Bukan hanya itu, ia juga pernah menjadi pengusaha kontraktor, tetapi juga berujung sama. Chairul juga sempat bekerja di perusahaan baja dan pindah ke perusahaan rotan. Ia sudah memalang buana ke sana kemari sebelum sampai akhirnya sukses seperti sekarang.
CT dikenal sebagai orang yang supel, makanya enggak heran kalau ia mampu membangun jaringan bisnis di mana-mana. Melalui jaringan bisnisnya itulah ia mampu mengatur bisnisnya yang bercabang dan berbeda industri. Akhir-akhir ini, CT sedang gemar mengakuisisi dari perusahaan-perusahaan lain.
Untuk mencapai kesuksesan seperti saat ini, CT sudah mengalami asam manisnya kehidupan. Dengan berbagai upaya dan kiat-kiat suksesnya, ia mampu menjadi orang yang terpandang saat ini. Berikut kiat-kiat sukses ala Chairul Tanjung:
Ikut Organisasi
Selain berprestasi di masa perkuliahan, Anda harus ikut berorganisasi. Organisasi yang akan melatih kemampuan leadership dan manajemen yang ada dalam diri Anda.
"Dengan organisasi kita dilatih untuk berbicara depan orang, mencoba meyakinkan orang, dsb. Itu adalah ilmu yang perlu Anda pelajari," jelasnya.
Bekerja Lebih Keras
"Saya berprinsip, saya harus bekerja lebih banyak dari orang lain," ucap Chairul.
Menurutnya, tidak ada kesuksesan yang datang dengan sendirinya, atau secara instan. Kesuksesan itu dijemput, dan harus melewati berbagai macam proses. Proses yang dilewati itu harus dengan kerja keras yang habis-habisan.
"Tuhan tidak akan memberikan kesuksesan kepada orang yang tidak bekerja lebih keras daripada yang lainnya, itu sudah hukum alam," terangnya.
Lakukan Pekerjaan dengan Detail
Proses yang sudah dijalani dan diusahakan itu harus berlangsung secara intens dan terus menerus. Semua upaya yang dijalankan harus totalitas dan sedetail mungkin.
"Saya orangnya itu perfectionist, semua yang saya lakukan harus jelas strateginya, implementasinya. Alhamdulillah hasilnya pun baik," ucapnya.
Jangan Jadi Kacang yang Lupa Kulit
"Saya percaya, apa yang sudah saya dapat hari ini, itu karena hubungan yang baik. Tanpa bantuan orang-orang di masa lampau, enggak akan pernah ada Chairul Tanjung yang sekarang," jelasnya.
CT meyakini bahwa bantuan orang-orang di masa lalunya lah yang sudah mampu membangun dirinya untuk sampai pada titik sekarang. Ia memegang prinsip, jangan sampai kacang itu lupa pada kulitnya. Segala bentuk bantuan sekecil apapun itu, harus diingat. Jangan pernah lupakan teman-teman lama kita.
Cari Pemicu untuk Semangat Bekerja
"Mendapatkan uang pertama itu, walaupun kecil, adalah hal yang luar biasa. Kenikmatannya luar biasa. Itu yang dijadikan trigger untuk mendapatkan uang yang lebih dan lebih lagi di masa yang mendatang," katanya.
Untuk mencapai kesuksesan, Anda harus memiliki trigger? atau pemicu untuk terus tumbuh dan berkembang. Untuk terus menghasilkan hal-hal baru dan lebih bernilai di kemudian hari.
"Memulai adalah sesuatu yang sulit. Menciptakan uang yang pertama adalah sesuatu yang luar biasa," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: