Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendiri IKEA Ini Ternyata Dulu Hanya Seorang Penjual Korek Api, Simak Kisahnya

        Pendiri IKEA Ini Ternyata Dulu Hanya Seorang Penjual Korek Api, Simak Kisahnya Kredit Foto: Reuters/Neil Hall
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Toko perabot terbesar di dunia, IKEA didirikan oleh pengusaha Ingvar Kampard, asal Swedia. Kampard merupakan sosok yang tidak mudah percaya kepada orang lain, dan ide-ide bisnisnya kebanyakan disebut gila oleh orang lain.

        Selama 70 tahun, Kampard membangun IKEA hingga sekarang dapat menjadi salah satu toko perabot terbesar di dunia. Dilansir dari Business Insider, kekayaan Kampard ditaksir mencapai USD 48,1 miliar atau setara dengan Rp644,6 triliun dan memasukan namanya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

        Sama halnya dengan pengusaha sukses lainnya, Kampard sering mendapat penolakan atas ide-ide bisnisnya yang dinilai terlalu tinggi dan mustahil untuk terwujud. Namun, dengan kegigihannya, ia dapat membuktikan kepada seluruh dunia bahwa dirinya mampu.

        Lahir di Swedia Selatan pada 1926, Kampard sudah mulai berdagang pada umur 5 tahun. Produk pertama yang dijualnya ialah korek api dan memasuki usia 10 tahun, Kampard menjual dekorasi natal, ikan, hingga alat tulis. Saat beranjak remaja, usianya menginjak 17 tahun, Ayahnya memberi ia hadiah uang yang tidak diketahui berapa nominalnya sebagai hadiah kelulusannya. Uang tersebut kemudian dijadikannya sebagai modal untuk awal pendirian IKEA pada 1943.

        IKEA awalnya bukanlah toko perabotan rumah tangga, melainkan produk-produk kecil seperti pigura foto. Bisnisnya itu pun terus berkembang. Memasuki tahun 1956, Kampard mulai berinovasi dengan menjual perabot sebelum dirakit dan menjualnya dengan harga lebih murah. Dengan sifat ketekunannya, sejak awal karier usahanya, Kampard menjadi pengusaha yang tidak taku gagal.

        Pada awal IKEA berdiri, Kampard sempat kesal kepada pemerintah Swedia yang membebankan pajak besar meski pada usaha kecil menengah seperti miliknya. Maka dari itu, ia memindahkan pabriknya ke Denmark pada 1973. Sementara, kantor pusat IKEA berada di Belanda hingga saat ini.

        Kampard tidak pernah ingin membesarkan IKEA dengan melantai di bursa saham. Sebab, menurutnya, keberlanjutan suatu usaha bergantung pada perenacanaan jangka panjang.

        "Saya tidak ingin IKEA bergantung pada intitusi keuangan mana pun," ujarnya.

        Meskipun kesuksesan yang ia raih membuatnya terdaftar ke dalam deretan orang terkaya di dunia, Kampard tidak pernah tergiyur untuk foya-foya. Ia selalu menggunakan penerbangan kelas ekonomi, tinggal di hotel murah, dan mengendarai mobil yang sama selama 20 tahun. Wah, patut dicontoh, ya!

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: