Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aroma Kopi Bajawa Sampai ke Minnesota

        Aroma Kopi Bajawa Sampai ke Minnesota Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kopi adalah mata pencaharian yang secara turun temurun dijalani oleh orang tua Felix (44). Ketika kecil, Felix masih ingat banyaknya ceri-ceri buah kopi yang membukit di lahan-lahan warga, dan sering dinaiki anak-anak kecil untuk bermain diatasnya. Saking suburnya tanah Bajawa dalam menumbuhkan bibit kopi.?

        "Kopi sudah ada sejak saya belum lahir. Dan itu juga yang menjadi komoditas utama penduduk Bajawa, termasuk orang tua saya," ujar Pria kelahiran 1974 ini memulai pembicaraan saat ditemui di salah satu booth UMKM yang meramaikan Lomba Lari Glowing Night Run, di Plaza Parkir Timur, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/12/2018).?

        Felix yang saat ini tercatat sebagai PNS? Badan Penanggulangan Bencana Daerah berhasil meneruskan bisnis keluarga sebagai petani dan pedagang kopi.?

        Di pameran Food & Coffee Festival dalam Lomba Lari Glowing Night Run ini Felix bersama seorang keponakannya membawa serta biji-biji kopi pilihan, baik green bean maupun roasted bean, dari kebun Kopi nya di Kelurahan Lebijaga, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Jangan kaget apabila biasanya petani kopi hanya membawa biji kopi olahan dari ceri-ceri berwarna merah, maka Felix justru membawa juga biji-biji kopi yang berasal dari ceri-ceri kopi berwarna kuning (yellow caturra).

        "Saya mengelola kebun kopi sendiri di lahan sekitar 1 hektar. Namun saya juga mengumpulkan kopi dari sekitar 100 petani kopi lain yang mengelola sekitar 50 hektar kebun, terutama dari Desa Wawowae, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur," ujar Ayah tiga orang anak ini.

        ?Sebagai anak petani kopi dan kini juga berkebun kopi, Felix tahu betul kapan harus menolong sesama petani kopi di Bajawa. Masa panen kopi di kawasan ini berkisar bulan Juni - September setiap tahunnya, pada masa panen inilah para petani kopi berada pada posisi puncak kebutuhan hidupnya dan sangat berharap dapat menjual kopi segera dengan harga bagus.?

        Disaat musim panen inilah Felix sadar untuk membantu para petani kopi dengan cara memborong hasil panen mereka."kalo tidak diserap hasil panen itu dengan cepat, maka harga akan jatuh, petani akan menjual sekalipun dengan harga rendah karena kebutuhan ekonomi yang mendesak," jelas Felix.?

        Untuk modal kerja, membeli kopi dan menjaga ketersediaan stok kopi di gudagnya Felix merasa beruntung karena dibantu Bank Negara Indonesia (BNI) yang bersedia menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

        Awal Agustus 2018 lalu, KUR BNI itu pun mengalir sekitar Rp 300 juta. Dana itu langsung digunakan Felix untuk membeli biji kopi petani di desanya, hingga mendapatkan sekitar 7 ton biji kopi (greenbean).?

        ?"Tidak berapa lama, sekitar Bulan September, kami bersyukur, kopi yang kami stok itu laku untuk diekspor ke Minnesota, Amerika Serikat. Dan bisa langsung melunasi KUR nya," ujar Felix bangga. Sembari menambahkan bahwa bukan hanya Amerika, biji kopinya pun sudah diekspor hingga ke Italia dan Hong Kong membawa harum kopi Bajawa hingga ke luar negeri. Bahkan lebih dari itu, Felix membantu para petaninya dengan menyediakan alat jemur, bibit kopi, serta pendampingan pasca panen demi memastikan keberhasilan dan kesejahteraan mereka.?

        Hal tersebut membangun optimisme Felix terhadap kopi Bajawa yang mulai dikenal sebagai buah tangan khas Flores oleh para wisatawan. Itulah pula yang mendorong Felix untuk selalu mengajak ketiga anaknya untuk mengenal kopi lebih dini, mulai dari mengenal rasa, aroma, hingga membangun kebanggaan sebagai anak Flores yang memiliki darah petani kopi dari leluhurnya.?

        Tidak hanya ketiga anaknya, Felix juga melibatkan anak-anak di kampungnya untuk terlibat dalam proses pembibitan, salah satu rangkaian usaha untuk memperpanjang nama harum kopi Bajawa. Setiap anak disuruh memasukan media tanam ke polibag yang nantinya menjadi bibit kopi.

        "Pada bagian inilah kami mengundang uluran tangan pelaku usaha untuk membantu penyediaan polibag dan upah anak-anak dipembibitan kopi melalui CSR," pungkasnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: