Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Sultra Bidik Penyaluran KUR Capai Rp100 Miliar

        Bank Sultra Bidik Penyaluran KUR Capai Rp100 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Kendari -

        Bank milik pemerintah daerah Sulawesi Tenggara atau Bank Sultra menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2019 senilai Rp100 miliar.

        Kepala Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum Bank Sultra Hadiman di Kendari, Minggu (23/12/2018), mengatakan Bank Sultra akan mendistribusi KUR dengan menyasar pelaku ekonomi kecil menengah sektor pertanian dan perdagangan.

        "Pengusaha kecil menengah yang paling konsisten menggerakan perekonomian masyarakat namun kekurangan modal sehingga penting untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah," kata Hadiman didampingi Kabag SDM H. Herman H. Ali.

        Tahun 2018, Bank Sultra sukses menyalurkan KUR senilai Rp20 miliar dalam kurun waktu sekitar enam bulan.

        "Dana KUR yang disalurkan melalui Bank Sultra senilai Rp20 miliar terhitung minim bukan karena ketidakseriusan bank milik pemerintah daerah tersebut tetapi finalisasi dari pemerintah pusat yang telat," kata Hadiman.

        Bank Sultra optimistis dapat menyalurkan KUR secara optimal karena memiliki kantor dan pegawai yang terdiri pada 17 kabupaten/kota, bahkan sampai tingkat kecamatan potensial.

        Oleh karena itu, Herman mengimbau Pemerintah Pusat tidak ragu-ragu mengalokasikan anggaran KUR secara optimal untuk disalurkan melalui Bank Sultra.

        "Yang paling mengetahui kondisi perekonomian daerah ini adalah Bank Sultra, sehingga dimasa datang memiliki komitmen tinggi untuk menyukseskan KUR," katanya.

        Ia juga mengimbau pelaku ekonomi kerakyatan di jazirah Sultra menjaga kepercayaan pemerintah melalui Bank Sultra untuk menggunakan bantuan modal sebaik-baiknya.

        "Bunga KUR yang rendah sekitar 7 persen tidak ditemukan di bank lain, termasuk perbankan milik negara atau bank BUMN. Hal ini terjadi karena ada intervensi pemerintah melalui kebijakan subsidi," kata Herman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: