Nilai tukar mata uang Indonesia,?rupiah mengalami pergerakan positif dan negatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2018. Pada awal Oktober, rupiah terpukul ke zona merah di posisi Rp15.179 per dolar AS. Berdasar laporan Bloomberg, day range nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.189 hingga Rp15.193 per dolar AS dengan year to date return di 12,08%.
Meski begitu, rupiah perlahan-lahan menunjukkan taringnya. Tercatat, rupiah menguat ke level Rp14.972?sebulan kemudian. Di pertengahan November, rupiah bahkan berada di posisi Rp14.500-an per dolar AS dan menutup bulan lalu dengan berada di Rp14.399.
Setidaknya ada 10 berita viral tentang?alat pembayaran sah di Tanah Air tersebut selama tahun ini yang dirangkum redaksi Warta Ekonomi, yakni
1.?Rupiah Kok Kuat, Pengamat Meleset? (2)
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengingatkan pergerakan rupiah yang positif di November masih bersifat sementara karena pasar dapat bereaksi negatif terhadap hasil tiga pengumuman data ekonomi terbaru.
Reaksi yang dapat memicu perlemahan rupiah tersebut dapat terjadi terutama apabila hasil yang diharapkan berada di luar perkiraan konsensus dan pelaku pasar tidak melakukan antisipasi (price in).
Pengumuman tersebut ialah realisasi defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018, pencapaian neraca perdagangan pada Oktober, serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pertengahan November.
2.?Rupiah Mulai Merangkak Naik
Pada perdagangan awal Oktober, tepatnya tanggal 5, nilai tukar rupiah mulai terangkat naik ke posisi Rp15.180 per dolar AS. Tidak hanya rupiah, mata uang negara tetangga juga mulai mengguat.
Namun, Analis Monex Investindo, Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah masih akan melemah karena sentimen positif dari dalam negeri hampir tidak ada yang bisa menopang rupiah.
3.?Dolar AS Menguat atau Rupiah Melemah?
Belum selesai euforia positif pasca-Asian Games 2018 yang gegap gempita, masyarakat Indonesia dikagetkan?dengan berita nilai tukar rupiah yang tidak berdaya oleh kekuatan dolar AS. Akhirnya, dolar AS menembus angka Rp15.000.
Televisi, radio, koran, dan media online sibuk memberitakan hal ini. Ada yang menyatakan dolar AS menguat terus dan menyalahkan Amerika serta negara lain, dan ada yang menyatakan memang rupiahnya saja yang melemah. Pertanyaan orang awam adalah sebenarnya apa yang terjadi? Dolar AS yang menguat atau rupiah yang melemah?
4.?Rupiah Terus Menguat, Ini Sebabnya!
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada November terus mengalami penguatan. Pada awal pekan, rupiah berada di level Rp14.972 per dolar AS. Sepanjang Rabu (7/11/2018), rupiah berada di posisi Rp14.794 per dolar AS.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menilai penguatan rupiah terhadap dolar AS tertopang dari harga minyak yang melemah, sehingga meringankan biaya impor minyak. Selain itu, rupiah menguat?atas?resolusi dari konflik dagang AS dengan China
5.?Rupiah Kok Kuat, Pengamat Meleset? (1)
Penguatan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi sejak awal November 2018 sedikit di luar perkiraan pengamat ekonomi maupun para pelaku pasar keuangan. Pergerakan rupiah yang tercatat sekitar Rp15.200-an pada akhir Oktober 2018, tiba-tiba mencapai Rp14.500-Rp14.600 per dolar AS pada pertengahan November, hanya dalam kurun waktu dua minggu.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan tiga penyebab nilai tukar rupiah menguat dalam waktu relatif cepat karena faktor eksternal maupun internal yang saling mendukung.?
6.?Rupiah Kembali Anjlok, Inilah Biang Keroknya
Bank Indonesia (BI) menilai berlanjutnya ketegangan dagang antara China dan AS membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali anjlok pada 5 Oktober 2018. Selain itu, faktor geopolitik di negara-negara Eropa turut menyeret pelemahan mata uang Garuda. Faktor-faktor tersebut menyebabkan sentimen risk on dan risk off di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
7.?Rupiah Menguat Karena Kejutan Surplus Dagang
Rupiah menguat terhadap dolar AS pasca-laporan bahwa Indonesia mencatat surplus perdagangan di September.
Research Analyst Forextime Indonesia, Lukman Otunuga mengatakan, menurut data resmi, Indonesia mencatat surplus sebesar US$230 juta?per September dibandingkan defisit US$1,02 miliar di Agustus dan defisit US$2,03 miliar di Juli.
8.?Jasa Marga Klaim Tak Terdampak Pelemahan Rupiah
PT Jasa Marga menilai pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak kepada kinerja operasional badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Menurut Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, dampak dari pelemahan rupiah tersebut tidak terlalu berpengaruh karena pihak Jasa Marga tidak memiliki pinjaman dalam bentuk mata uang asing. Obligasi global yang dimiliki Jasa Marga sepenuhnya dalam denominasi rupiah.
9.?Hipmi: Nilai Tukar Rupiah Masuk Lampu Kuning
Kurs rupiah terhadap dolar AS, Jumat (31/8/2018), dinilai sangat melemah dibandingkan perdagangan sebelumnya, di mana US$1 ditransaksikan pada Rp14.725 di pasar Spot Exchange. Sementara itu, harga jual dolar AS di salah satu bank nasional tembus di atas Rp14.900.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Anggawira menyatakan, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar berbahaya dan dapat memicu terjadinya krisis moneter lagi.?Ia rasa kekhawatiran masyarakat akan naiknya harga-harga bahan pokok dipicu oleh depresiasi nilai tukar rupiah.
10.?Apindo Pede Rupiah di Bawah 14.000 per Dolar AS
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan nilai tukar rupiah bakal stabil?di?kisaran Rp13.800 per dolar pada tahun depan.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani mengungkapkan ada dua dasar yang menjadi pertimbangan. Pertama, harga minyak dunia akan mengalami tren penurunan di 2019.?Kedua, kewajiban mengubah transaksi mata uang dolar AS menjadi rupiah diharapkan akan dapat dijalankan seluruh eksportir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti