Produsen kimia terbesar yang berkantor pusat di Ludwigshafen, Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik (BASF) membukukan kenaikan pendapatan sepanjang 2018. BASF menghasilkan pendapatan sebesar ?62,7 miliar atau setara Rp1 kuadriliun. Angka ini naik 2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dewan Direktur Eksekutif BASF Martin Bruderm?ller mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan penjualan di kuartal keempat 2018 yang juga naik 2% menjadi ?15,6 miliar, yang didukung oleh segmen produk kinerja, bahan, dan solusi fungsional dan pertanian.
Baca Juga: Kerjakan Proyek Konstruksi, Laba Wika Gedung Naik 50%
"Meski begitu, volume produksi secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 3%. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya level air Sungai Rhine, yang menghambat pengiriman bahan baku utama ke Ludwigshafen," kata Bruderm?ller dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi Warta Ekonomi.
Secara umum, situasi ekonomi dan geopolitik global di 2018 karena konflik dagang AS dengan China, mengakibatkan?BASF mengalami perlambatan ekonomi di pasar-pasar utama, terutama industri otomotif, sektor terbesar BASF. Secara khusus, permintaan dari Tiongkok menurun secara signifikan.
"Kami menjawab tantangan-tantangan ini. Dengan strategi baru, kami akan menggunakan 2019 sebagai tahun transisi untuk menjadi lebih kuat. Tahun ini, kami fokus pada kebutuhan pelanggan kami," bebernya.
Baca Juga: Penjualan Turun, Pendapatan Semen Baturaja Tetap Tumbuh
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: