Tiru India, UEA Tertarik Gunakan Blockchain untuk Perbankan
Para pelaku dan regulator perbankan di Uni Emirat Arab (UEA) tengah mempertimbangkan penggunaan teknologi blockchain di industri tersebut. Sebagaimana dilansir oleh Crypto Ground beberapa waktu lalu, Dewan Penasihat Federasi Perbankan di negara itu tengah bersiap untuk penggunaan blockchain dalam proses Know Your Customer (KYC) diantara sesama perbankan anggotanya.
?Ini adalah bagian dari upaya kami guna menciptakan ekosistem perbankan yang berkelanjutan dan terus berkembang, melalui sejumlah inisiatif dan proyek baru terkait adopsi teknologi blockchain,? ujar Ketua Uni Arab Emirates Banking Federation (UAEBF), Al Ghurair, dalam laporan tersebut.
Al Ghurair memahami bahwa hadirnya teknologi baru termasuk blockchain telah mendorong keinginan dan harapan di kalangan konsumen, sehingga sudah menjadi tugas bagi perbankan untuk dapat menyesuaikan diri melalui berbagai inovasi. Pihak UAEBF pada saat yang sama juga menunjukkan satu studi kasus terkait blockchain yang membawa manfaat dalam hal digitalisasi berbagai proses menggunakan distributed ledger. Transfer lintas wilayah, transaksi pembayaran, akuisisi klien dan pelaporan ketaatan peraturan adalah beberapa hal yang menjadi perhatian dalam diskusi internal UAEBF.
Baca Juga: India Terbitkan Blueprint Penerapan Blockchain di Perbankan
Dalam diskusi tersebut, blockchain dalam bidang KYC dianggap sebagai solusi potensial untuk menciptakan metode yang lebih transparan dan mudah dalam pembuatan serta pengelolaan database identitas nasabah. Upaya penerapan juga dimungkinkan bakal sangat berperan secara lebih luas dalam proses ?Emiratisasi?, yaitu sebuah program pemerintah setempat untuk membuka peran lebih luas bagi warganya di sektor publik dan juga swasta.
UEA sendiri pada dasarnya sudah tak asing lagi dan bahkan sangat familiar terhadap penerapan blockchain dalam kegiatan sehari-hari masyarakatnya. Awal Maret 2018, misalnya, Dubai telah memperkuat posisinya sebagai salah satu negara paling maju secara teknologi di dunia dengan mengimplementasikan blockchain untuk membantu aktifitas turis-turisnya lewat inisiatif Dubai 10x.
Dalam beberapa tahun terakhir UEA juga telah membuka lebar pintunya bagi perkembangan industri kripto. Hal ini mengundang berbagai perusahaan baik dari kalangan startup maupun pemain besar untuk datang, karena menyadari keuntungan yang bakal didapat dengan berbisnis di Kawasan Timur Tengah.
Baca Juga: Kapok Ditinggalin, India Rayu Pegiat Blockchain Lewat Blueprint
Salah satu bank terbesar di Dubai, yaitu Dubai NBD, diketahui telah menjadi bank pertama di Kawasan Timur Tengah yang telah menerapkan proyek blokchain dengan nama Cheque Claim. Proyek tersebut sengaja digagas untuk mengurangi dan mengeliminasi praktik penipuan terkait klaim cek di Kawasan itu. Selain Dubai NBD, Al Hilal Bank yang berbasis di Abu Dhabi juga telah berhasil menyelesaikan transaksi sukuk pertamanya di dunia dengan menggunakan teknologi blockchain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: