Kredit Foto: Unsplash/Austin Distel
Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf)/Kepala Badan Ekraf Teuku Riefky Harsya mengungkapkan blockchain membuka peluang besar bagi sektor ekonomi kreatif, mulai dari perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui IP registry hingga apresiasi karya dan produk lokal.
Sehingga Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) menandatangani nota kesepahaman dengan Baliola dalam mengintegrasikan teknologi blockchain untuk melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan aset digital pelaku kreatif Indonesia dalam Bali Blockchain Summit 2025.
Baca Juga: Gandeng Pemuda UMNO Malaysia, PP AMPG Perkuat Kemitraan di Sektor Ekonomi dan Pendidikan
Langkah strategis ini membuka peluang karya kreatif lokal dijadikan jaminan fidusia dan diperdagangkan secara transparan.
Ini disampaikan Menteri Ekraf pada Bali Blockchain Summit 2025 yang digelar pada 30–31 Oktober 2025 di Denpasar, Bali, dengan tema “Blockchain for Protection and Sustainability: Building Digital Trust for a Sustainable Future.”
"Teknologi ini dapat memperkuat rantai pasok produk kreatif melalui transparansi data serta membuka akses pembiayaan dan komersialisasi berbasis aset digital yang lebih inklusif," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Senin (3/11).
Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, yang menjadi wadah strategis untuk memperkuat ekosistem digital nasional melalui kolaborasi lintas sektor.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pembangunan ekosistem digital yang inklusif dan berkeadilan sebagai langkah menuju Denpasar yang tangguh dan transparan secara digital.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Ekraf/Kepala Badan Ekraf Bidang Manajemen Internal dan Efektivitas Organisasi, Yanuar Pranuradhi, turut hadir menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Ekraf/Badan Ekraf dan Baliola terkait pengembangan ekosistem blockchain untuk ekonomi kreatif.
Kerja sama ini mencakup riset, inkubasi proyek, serta pelatihan talenta digital guna mempercepat adopsi teknologi blockchain di sektor ekonomi kreatif.
CEO Baliola, IGP Rahman Desyanta, selaku penyelenggara utama acara, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Pemerintah Kota Denpasar tengah mengembangkan sejumlah inisiatif berbasis blockchain, seperti pembangunan Blockchain as a Service (BaaS), pengembangan Proof of Concept identitas digital, hingga promosi Cyber Trust di tingkat masyarakat.
Baliola juga berkolaborasi dengan BRIDA dan Dinas Pariwisata Kota Denpasar melalui program Green Hotel dan Tag Inovasi Denpasar sebagai bagian dari transformasi digital daerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement