Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aset Naik pada 2018, CIMB Niaga Syariah Klaim Jadi UUS Terbesar di Indonesia

        Aset Naik pada 2018, CIMB Niaga Syariah Klaim Jadi UUS Terbesar di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) membukukan kinerja positif sepanjang 2018. Per 31 Desember 2018, aset CIMB Niaga Syariah tumbuh 45,4% year on year (yoy) menjadi Rp34,38 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp23,64 triliun. Kenaikan aset ditopang oleh kinerja unggul pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

        Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, pertumbuhan aset tersebut berkontribusi pada aset bank induk dengan share of book sebesar 12,98% dan sekaligus menempatkan CIMB Niaga Syariah sebagai UUS terbesar di Indonesia dan bank syariah dengan aset terbesar kelima di Indonesia.

        "Alhamdulillah, kami bersyukur atas pencapaian yang berhasil ditorehkan pada 2018. Strategi kami untuk memperbesar peran dalam pembiayaan berbagai proyek berskala besar seperti infrastruktur dan meningkatkan kontribusi dari segmen konsumer menunjukkan hasil menggembirakan," kata Pandji melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

        Pandji menjelaskan, per 31 Desember 2018, CIMB Niaga Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp26,51 triliun atau tumbuh 58,8% dari 2017 sebesar Rp16,69 triliun. Kontributor utama peningkatan pembiayaan tersebut yaitu dari segmen korporasi dan mortgage (KPR iB), yang masing-masing tumbuh 85,5% (Rp11 triliun) dan 60,4% (Rp8,7 triliun) yoy.

        Baca Juga: CIMB Niaga dan Garuda Indonesia Jalin Kemitraan Pembiayaan Syariah

        "Ekspansi pembiayaan yang kami lakukan selalu didasari dengan prinsip kehati-hatian dan mengutamakan kualitas pembiayaan sehingga kami bisa menjaga rasio non-performing financing (NPF) di posisi 0,98% atau di bawah rata-rata industri perbankan syariah," ujar Pandji.

        Sementara itu, dari sisi pendanaan, sepanjang 2018 CIMB Niaga Syariah menghimpun DPK sebesar Rp23,71 triliun, tumbuh 19,1% dari posisi tahun lalu sebesar Rp19,91 triliun. Adapun profit before tax (PBT) yang diperoleh pada 2018 sebesar Rp701,61 miliar, meningkat 43,3% dari 2017 sebesar Rp489,68 miliar.

        Menurut Pandji, CIMB Niaga Syariah akan terus mengoptimalkan penawaran produk-produk unggulan kepada masyarakat, salah satunya Tabungan iB Pahala. Tabungan bagi calon jemaah haji dan umrah ini memberikan keuntungan bebas biaya administrasi bulanan, bagi hasil 45,83%, serta dilengkapi kartu debit dengan fasilitas bahasa Indonesia yang dapat digunakan di lebih dari 100 jaringan ATM Al-Rajhi di Arab Saudi.

        Hingga 31 Desember 2018, CIMB Niaga Syariah sebagai salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH), menghimpun dana haji sebesar Rp2,153 triliun dari 87.865 nasabah.

        "Khusus pada 2018, pertumbuhan nasabah tabungan haji CIMB Niaga Syariah meningkat hingga 40% menjadi 42.196 nasabah. Sehingga menempatkan kami sebagai bank dengan jumlah tabungan haji terbesar kelima di Indonesia," tutur Pandji.

        Selain Tabungan iB Pahala, penetrasi produk-produk konsumer lainnya seperti Kartu Pembiayaan Syariah (Gold dan Platinum) serta KPR iB juga tetap menjadi fokus perseroan tahun ini. Untuk meningkatkan kepuasan nasabah, CIMB Niaga Syariah juga akan memaksimalkan infrastruktur digital milik bank induk guna melayani berbagai kebutuhan nasabah.

        Baca Juga: Tumbuh 2 Digit, CIMB Niaga Cetak Laba Rp3,5 Triliun

        Sedangkan, pada segmen business banking, produk-produk unggulan seperti Mudharabah Muqayyadah, iB Modal Kerja dan Investasi, serta produk-produk Syariah Trade Finance juga akan dimaksimalkan kontribusinya. Sebagai satu-satunya UUS Bank BUKU IV di Indonesia, CIMB Niaga Syariah memiliki peluang yang besar untuk bertumbuh pada segmen ini dengan menyalurkan pembiayaan pada proyek atau usaha berskala besar.

        "Ke depan kami? akan mencari peluang-peluang pertumbuhan baru baik dari pembiayaan maupun pendanaan sehingga dapat berkontribusi membesarkan industri perbankan syariah di Indonesia," tutup Pandji.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: