Penulis buku pasar modal yang tak asing lagi, Nicky Hogan, memilih meluncurkan buku keduannya yang berjudul "Simple Stories for a Simple Investor": Stop Being Njlimet" di Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso, Jalan Kerkof No. 21 Leuwigajah Cimahi, Selasa, (2/4/2019).
Menariknya, buku terbarunya ini juga sudah dibuat dalam versi buku braille dan buku bicara. Lebih dari 100 undangan hadir di acara peluncuran ini mulai dari sahabat tuna netra, pelajar, reader abiyoso, dan komunitas braille di Bandung ini.
Hadir pula dalam acara peluncuran ini, Kepala Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Isep Seprian, Direktur Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Rahmat Kusnadi, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jabar, Reza Sadat, perwakilan Elex Media Komputindo, Aluisius Ari Subagijo, dan Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier).
"Persepsi masyarakat mengenai saham yang njlimet dan saham yang selalu selalu dipersepsikan dengan mahal itu keliru. Saham itu sederhana, investasi itu sederhana, dan investasi itu tidak mahal," tandas mantan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.
Ia menjelaskan pada 2015 ada data yang menyebutkan bahwa investor asing menguasai 64% saham di Indonesia atau investor lokal hanya menguasi 36% saham. Ini jelas berbeda dengan investor lokal negara tetangga Malaysia dan Thailand yang menguasai 76% investor lokal.
"Malaysia dan Thailand memiliki kekayaan lebih dari 5 kali lipat investasinya di pasar modal. Memangnya Indonesia semiskin itu? Kita tahu jawabannya TIDAK," kata Nicky.
"Melalui buku ini saya ingin mengajak masyarakat untuk investasi dan menabung saham. Begitu banyak pemikiran, angka-angka dan data-data yang memicu memicu saya untuk menulis, tapi lebih dari itu semua niat untuk berbagi. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama. Kita semua mempunyai hak yang sama untuk sejahtera," tandasnya.
Sementara itu, Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier), Paramita Sari menegaskan bahwa IndoPremier mengapresiasi peluncuran buku yang sangat bermanfaat ini.
"Kami mengapresiasi peluncuran buku ini karena berinvestasi di pasar modal itu mudah, bisa dilakukan siapa saja, dan di manapun. Investasi di pasar modal sudah tidak perlu tanda tangan basah dan kirim dokumen fisik segala karena sudah full digital. Cepat, mudah, dan ora susah," tegasnya.
IPOT selaku perusahaan sekuritas terus berinovasi untuk terus memudahkan akses masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal, imbuhnya, mulai dari reksa dana hingga saham melalui proses pembukaan rekening efek yang simple, nggak njlimet!
"IPOT akan terus bekerja sama dengan Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI)? untuk meningkatkan literasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk teman-teman penyandang disabilitas netra dan para readers (volunter pembaca) untuk mengenal investasi demi bekal masa depan lebih sejahtera, minimal dimulai dari reksa dana," pungkasnya.
Tujuan peluncuran buku ini adalah memperkenalkan dunia investasi yang mudah dan tidak njlimet kepada masyarakat pada umumnya dan sahabat tuna netra pada khususnya, memperkenalkan Balai Literasi Braille Indonesia sebagai satu-satunya percetakan braille milik pemerintah Indonesia, dan memperkenalkan buku braille dan buku bicara kepada masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: