Menghadapi era penuh ketidakpastian atau kerap dikenal sebagai volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity (VUCA), industri asuransi jiwa tidak tinggal diam. Salah satunya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) jauh-jauh hari telah mengimplementasikan transformasi digital. Salah satu bentuknya menjadikan teknologi bukan sebagai biaya, melainkan otak bisnis perusahaan.
CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman mengakui, dalam beberapa tahun belakangan perusahaan terus mengeksplorasi penggunaan modelling berbasis artificial intelligence (AI). Misalnya saja ketika meluncurkan auto risk management system (ARMS) atau metode manajemen risiko yang disesuaikan dengan profil investasi nasabah delapan tahun lalu.
Tanpa ragu, kini sistem itu di-upgrade lewat otomasi yang disebut RoboARMS. Fitur baru dari ARMS ini akan mengubah parameter ARMS secara otomatis sesuai dengan kondisi pasar dan profil risiko nasabah, yang sebelumnya dilakukan manual oleh tim.
Baca Juga: Robo Arms, Inovasi Auto Kendali Unit Link dari Generali
"Kondisi pasar saat ini kan sangat unpredictable, otomasi ini akan bisa mengamankan investasi pemegang polis, ibarat dia kalau pun ke depan Indonesia mengalami keuangan, yang bisa terjadi kapan pun, dia akan otomatis menyesuaikan. Pasar lagi panas ya dibolongin, dingin ditebelin. Ibarat naik mobil, ada automatic brake system-nya," kata dia kepada Warta Ekonomi?belum lama ini.
Edy tidak ambil pusing terkait RoI atas inisiatif transformasi digital yang dijalankan perusahaan. Karena baginya, memberi dampak besar ke pelanggan adalah yang utama. Bayangkan saja, layanan yang umumnya hanya bisa dinikmati oleh klien bank swasta dengan investasi Rp1-10 miliar itu bisa dinikmati oleh pemegang polis mulai dari Rp500.000. Tanpa biaya tambahan pula.
Baginya, lebih penting memperbesar penetrasi asuransi jiwa yang baru setara 10% dari total penduduk Indonesia atau nilai kurang dari 3% total PDB.
"Saya tidak terlalu concern dampaknya bagaimana ke perusahaan, atau misalnya berapa lama akan break event, yang jelas saya sangat terbuka dengan teknologi dan ini berkembang sangat cepat. Sekarang kita bicara industri 4.0, ke depan masih banyak lagi," tambah Edy.
Menurutnya, ia selalu menekankan kepada segenap tim bahwa belanja TI bukanlah bagian dari biaya, melainkan kekuatan otak perusahaan. Itulah kenapa misalnya, lahir fitur seperti RoboARMS yang asli digodok Generali, bukan impor dari HQ di Italia. Setelah ini, ia percaya gelombang digitalisasi proses dan aplikasi mobile di industri asuransi jiwa akan makin masif ke depan.
Baca Juga: Generali Luncurkan Layanan Baru untuk Nasabah Prioritas
"Ini (RoboARMS) kan bicara VUCA tadi, ke depan saya lihat digitalisasi proses akan makin masif dan everything will be about mobile apps," kata Edy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: