Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Maret 2019 sebesar US$14,03 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 11,71% dibandingkan ekspor bulan lalu yang sebesar US$12,53 miliar. Sebaliknya, bila dibandingkan Maret 2018, nilai ini justru mengalami penurunan sebesar 10,01% atau US$15,58 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, peningkatan ekspor dipicu oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 13%, sementara ekspor migas turun 1,57%. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 10,44% dan ekspor minyak mentah 23,37%, sedangkan ekspor gas naik 3,35%.
Baca Juga: Kementan Klaim Ekspor Hasil Pertanian Meningkat, Lihat Buktinya
"Sementara itu, tiga terbesar komoditas nonmigas yang mengalami kenaikan tertinggi, di antaranya? bahan bakar mineral, besi dan baja, serta bijih, kerak, dan abu logam. Sebaliknya, komoditas yang mengalami penurunan terbesar, antara lain perhiasan/permata, ampas dan sisa industri makanan, serta benda benda dari besi dan baja," tambahnya.
Sehingga secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari?Maret 2019 mencapai US$40,51 miliar atau turun 8,5% dibanding periode yang sama pada 2018. Demikian juga dengan ekspor kumulatif nonmigas, yang mencapai US$37,07 miliar atau menurun 7,83%.
"Tiongkok (China) tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan 14,12%, diikuti Amerika Serikat 11,23%, dan Jepang sebesar 9,18%," ujarnya.
Baca Juga: Mantul! Indonesia Ekspor Pisang dan Nanas Lampung ke Spanyol dan China
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: