Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benar-Benar Otoriter

        Benar-Benar Otoriter Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menilai calon presiden 02 Prabowo Subianto mencerminkan watak pemimpin otoriter dan anti-kritik karena menyebut media massa atau pers merusak demokrasi.

        "Tuduhan kasar seperti itu semakin menunjukan bahwa Prabowo sebagai pemimpin politik tidak pernah mau mengerti fungsi pers dalam demokrasi. Bahkan sangat jelas mencerminkan watak seorang pemimpin otoriter yang sangat anti kritik dan juga anti pada suara kritis media," katanya kepada Okezone, Kamis (2/5/2019).

        Prabowo, kata Ace, tercatat sudah menyerang secara kasar media massa berkali-kali. Jika media tidak menyuarakan kepentingan politiknya maka media dianggap merusak demokrasi.

        Baca Juga: Tanggapi Hasil Ijtimak Ulama III, TKN: Prabowo Sudah Deklarasi 3 Kali Masih Teriak Curang

        "Padahal media bekerja berdasarkan prinsip jurnalisme. Memberitakan berdasarkan fakta, melakukan check dan recheck terhadap apa yang disampaikan, serta juga melakukan edukasi ke publik. Dengan cara kerja media seperti itu jelas hoaks, kebohongan, dan juga ujaran kebencian tidak mendapatkan tempat di media kita," tuturnya.

        Politisi Golkar itu mengatakan, media bukan seperti bebek yang bisa digiring untuk kepentingan politik Prabowo. Awak media pasti punya akal sehat yang tidak mudah dikendalikan untuk sebar kebohongan dan sandiwara. Media juga rasional dengan tidak mau meracuni masyarakat dengan halunisasi, ilusi dan provokasi.

        "Kebebasan pers adalah tiang penyangga demokrasi. Upaya untuk mengancam media dalam menjalankan tugas jurnalismenya jelas perilaku diktator yang bertentangan dengan nilai demokrasi. Dan sangat disayangkan, sebagai politisi yang menikmati ruang kebebasan dalam alam demokrasi, Prabowo justru ingin membunuh salah satu elemen paling dasar dari demokrasi yakni kebebasan pers," tegas Ace.

        Sebelumnya, Prabowo Subianto menyebut media ikut berkontribusi merusak demokrasi di Indonesia. Ia memperingatkan media untuk berhati-hati.

        "Banyak TV ya? Nanti enggak ditayangin. Para media hati-hati kami mencatat kelakuanmu suatu hari," ucap Prabowo di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019).

        "Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau ya. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Cukup sudah penindasan kepada rakyat. Cukup-cukup. Ya itu ada media-media juga, gue salut sama lo masih berani ke sini. Akan tercatat dalam sejarah hey kau media ikut merusak demokrasi di Indonesia," tutur Prabowo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: