Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu runtuh sebesar 6,16 persen ke level 5.826,87 dari 6.209,12. Terkait hal tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan IHSG jeblok.?
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan bahwa jika dilihat penyebab indeks melemah, yang pertama karena kinerja kuartal pertama perusahaan tercatat memang lebih rendah dibandingkan dengan prediksi analis.?
?Jadi Analis ini banyak yang melakukan downgrade di earnings. Sehingga, butuh waktu untuk tercermin di harga,? katanya, di Jakarta, Senin (20/5/2019).?
Baca Juga: Investor Was-Was Aksi 22 Mei, IHSG Dibuka Koreksi
Kemudian, yang kedua lanjut Laksono, data makro Indonesia yang tidak mendukung. Tercatat, pada April 2019 ekspor tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year on year. Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%.
Sehingga, neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 kembali mengalami defisit setelah dua bulan berturut-turut mencatatkan surplus. Tercatat neraca perdagangan RI pada April 2019 mengalami defisit US$2,50 miliar. Adapun neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 mengalami surplus US$0,54 miliar, meningkat dari US$0,33 miliar pada bulan Februari 2019.
Baca Juga: Wadidaw, Dalam Sepekan IHSG Jeblok 6,16%
Ia mengungkapkan bila kondisi politik di Tanah Air yang tengah memanas pun semakin mempurpuruk kinerja IHSG.??Data makro juga kan kurang bersahabat. Situasi politik, walaupun enggak parah-parah banget tapi tetap menimbulkan semacam kekhawatiran,? ucapnya.?
Baca Juga: IHSG Anjlok Bukan Karena Mitos "Sell in May"
Tak hanya tekanan faktor dari dalam negeri, tensi negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali meningkat ikut menyumbang andil terhadap IHSG.
?Juga enggak bisa dihindari bahwa kenyataannya di dunia ini perang dagang masih jadi headline dimana-mana. Kalau Amerika masih batuk-batuk seluruh dunia kena termasuk di Indonesia. Jadi penyebabnya itu,? pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri