Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Andi Arief cs Dituding Jadi Biang Kerok Demokrat Keok

        Andi Arief cs Dituding Jadi Biang Kerok Demokrat Keok Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua merasa prihatin atas kondisi Partai Demokrat akhir-akhir ini. Terlebih lagi dengan perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2019 lalu yang turun drastis jika dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

        Baca Juga: Tiga Tokoh Partai Demokrat Dinilai Menyimpang dari Partai, Siapa Mereka?

        Max menilai, salah satu penyebab terjadinya penurunan perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2019 lalu disebabkan oleh pembusukan dari dalam yang dilakukan oleh segelintir kader yang sering melontarkan penyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter, dan jati diri Partai Demokrat.

        Sejumlah kader yang dituding sebagai penyebab rusaknya suara Partai Demokrat itu adalah Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinan Hutahaen, mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, dan Wasekjen Partai Demokrat Rachlan Nasidik.

        "Saudara Ferdinand, Rachland, dan Andi Arief yang kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri Partai Demokrat," kata Max Sopacua di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 13 Juni 2019.

        Anggota Presidium Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) itu menambahkan, ucapan ketiga tokoh muda itu seringkali menunjukan inkonsistensi di internal partai. Bahkan, lanjut Max, ucapan ketiganya juga sering membenturkan Partai Demokrat dengan partai lain, sesama rekan koalisi.

        Dia berharap, Ketua Umum Partai Demokrat, SBY melakukan tindakan terhadap ketiga kader yang dianggap bermasalah itu. Tak hanya itu, dia pun mendesak kepada ketiga tokoh muda itu agar menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan berjanji tidak mengulangi tindakan dengan melontarkan pernyataan kontroversial.

        "Kepada yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: