Anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN mengingatkan agar tidak elok kalau ada PAN ndusel-ndusel (mendesak-desak) masuk ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Kalau ada oknum pengurus PAN yang mengotot masuk koalisi PDIP, malunya sudah tripel.
"Saya sangat memahami sikap teman-teman dari KIK. Karena memang itu tidak elok bagi PAN. Kalau ada oknum pengurus PAN masih ngotot ingin masuk koalisi PDIP dkk, malunya bukan lagi dobel. Tapi sudah tripel," kata Dradjad, dalam pesan whatsapp kepada Republika.co.id, Selasa (2/7).
Baca Juga: Lingkaran Terdekat Prabowo dan Jokowi Sudah Atur Waktu...
Pertama, malu karena sebenarnya banyak kalangan dari KIK yang menolak kalau PAN masuk koalisi. Dradjad mengaku memiliki banyak kawan di KIK.
"Mereka bercerita apa adanya karena mereka sepakat dengan sikap saya. Yaitu, PAN sebaiknya tetap di luar KIK. Kasarnya, PAN tidak mereka inginkan bergabung. Malu kan kalau masih ngotot mau masuk," ungkap orang dekat Amien Rais ini.
Kedua, lanjut Dradjad, malu karena tampak sekali sebagai parpol yang tidak konsisten. Rakyat tidak suka parpol yang tidak konsisten. PAN sudah merasakan hukuman dari rakyat dengan hasil Pileg 2019, di mana perolehan suara dan kursi PAN di DPR merosot.
Baca Juga: Kapan Jokowi Susun Kabinet? JK Bilang Begini...
"Ini antara lain karena terdapat persepsi bahwa PAN tidak konsisten selama 2014-2019," kata Dradjad.
Ketiga, kata dia, malu kepada pemilih PAN dalam pileg 2019. Suara dan kursi PAN banyak disumbang dari provinsi tempat Prabowo-Sandi menang, seperti Sumatra dan Jabar. Bisa-bisa mereka nanti tidak percaya lagi kepada PAN.
"Berpolitik itu perlu konsisten. Saya berharap nanti PAN sebagai organisasi akan menjadi parpol yang benar-benar konsisten. Sesuai dengan kata 'amanat' di dalam nama PAN," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil