Perusahaan startup asal Singapura, Travelstop mendapatkan pendanaan Pra-Seri A sebesar US$3 juta (atau sekitar Rp41 miliar) yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura berbasis di Silicon Valley, Accel, dengan partisipasi dari Strive (sebelumnya GREE Ventures), dan investor yang sudah ada SeedPlus.
Sebagai bagian dari babak baru ini, Prashanth Prakash dari Accel akan bergabung dengan dewan direksi perusahaan.
Putaran pendanaan ini datang hanya 10 bulan setelah peluncuran produk perjalanan bisnis dan manajemen pengeluaran Travelstop pada Agustus tahun lalu. Pada saat itu, Travelstop telah menerima pendanaan sebesar US$1,2 juta yang dipimpin oleh SeedPlus, dengan partisipasi dari beberapa veteran industri perjalanan dari Expedia dan Yahoo!.
Baca Juga: Mitra Taksi Terbang Uber Peroleh Pendanaan US$25 Juta
Co-founder dan CEO Travelstop, Prashant Kirtane, menyatakan perusahaan sedang dalam misi untuk mendefinisikan ulang perjalanan bisnis dan telah diadopsi oleh beberapa perusahaan yang berkembang pesat di Asia.
"Kami sangat bersyukur memiliki dukungan tim investor yang hebat, dan kami sangat senang menyambut Accel dan Strive bergabung bersama kami. Kami berencana untuk menggunakan pendanaan tersebut untuk berinvestasi lebih lanjut dalam teknologi serta mempercepat adopsi Travelstop di seluruh Asia," kata dia, belum lama ini.
Ditambahkan, Travelstop sedang membangun solusi yang relevan secara lokal untuk wisatawan bisnis generasi milenial. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, perusahaan telah membangun bisnis yang kuat dan berhasil menetapkan standar baru dalam industri serta meluncurkan produk kelas dunia yang telah diadopsi oleh semakin banyak perusahaan dan karyawan mereka.
Selain itu, Travelstop mengumumkan kemitraannya dengan Traveloka untuk memberikan inventaris penerbangan dan hotel yang paling luas kepada wisatawan bisnis di Asia.
"Tools manajemen perjalanan bisnis tradisional tidak mengikuti perkembangan zaman modern. Mereka cenderung lebih rumit, kurang terkoneksi, harga relatif lebih tinggi, dan tidak menawarkan banyak pilihan ? kami ingin menyempurnakan hal tersebut," jelas Kirtane.
Menurutnya, kemitraan perusahaan dengan Traveloka dan platform pemesanan perjalanan online terkemuka lainnya akan memungkinkan pihaknya untuk menawarkan inventaris perjalanan paling komprehensif kepada pelanggan.
Ia percaya kenyamanan memiliki berbagai pilihan perjalanan dalam satu platform tunggal, ditambah dengan pendekatan produk sentris akan memungkinkan pihaknya untuk terus berinovasi dan membantu perusahaan dalam mengurangi biaya perjalanan bisnis dan meningkatkan produktivitas.
"Kemitraan ini diharapkan akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan, bersama dengan fitur inti lainnya seperti fitur 24/7 yang secara proaktif membantu pengguna dalam gangguan penerbangan atau perubahan jadwal serta asuransi perjalanan bebas repot," ujarnya.
Travelstop menargetkan bisnis yang lebih besar di kawasan ini. Baru-baru ini, Travelstop dinobatkan sebagai salah satu startup travel terbaik yang harus diperhatikan pada tahun 2019 oleh Skift, dikarenakan perusahaan startup ini terus tumbuh dengan kuat, dengan menuai 100% dari bulan ke bulan.
Baca Juga: Startup Fotografi Berbasis AI Ini Dapat Suntikan untuk Pendanaan Seri A
Beberapa perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di Asia, termasuk Funding Societies dan Carousell, telah mengadopsi Travelstop untuk kebutuhan manajemen perjalanan bisnis mereka di kawasan ini. Travelstop berdedikasi tinggi untuk memberikan dukungan terbaik kepada para pelanggan, dan memiliki peringkat kepuasan pelanggan yang mengesankan sebesar 98%.
Dengan menggunakan teknologi pembelajaran mesin dan personalisasi berbasis AI (kecerdasan buatan), Travelstop menyesuaikan pengalaman bagi perusahaan dan karyawan mereka, mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh wisatawan bisnis untuk mencari dan memesan perjalanan mereka.
Lebih lanjut, Travelstop menawarkan fitur-fitur seperti Book for Others, Kebijakan Perjalanan, Pemesanan Grup, Pelaporan Biaya, dan Penagihan Faktur sehingga pemilik perusahaan dan manajer perjalanan dapat secara efektif mengelola perjalanan dan pengeluaran perusahaan mereka. Sejak diluncurkan, Travelstop juga meluncurkan versi platform mereka yang sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan lokal untuk tujuh pasar berbeda di Asia.
Firma riset pasar memperkirakan bahwa pasar perjalanan bisnis global akan bernilai lebih dari US$1,6 triliun pada tahun 2023, dan sebagian besar dari pertumbuhan itu diperkirakan berasal dari Asia. Pertumbuhan tersebut ditambah dengan meningkatnya permintaan solusi perjalanan bisnis yang lebih modern, menciptakan peluang besar untuk Travelstop.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: