Bisnis Internasional: 5 Hal Penting untuk Memulai Minggu Ini
Dunia tampaknya bergerak denga nagak kacau minggu-minggu ini. Bayangkan,Presiden AS Donald Trump dengan emosional menerapkan tarif baru untuk China, setelah ?berdamai? dengan Presiden China Xi Jinping beberapa minggu sebelumnya. Citigroup memulai PHK masal, menyusul Deutsche Bank, serta masalah demonstrasi di Hong Kong yang semakin mengkhawatirkan.
Berikut adalah beberapa hal yang dibicarakan orang di bisnis global saat ini:
1.??? Tarif Baru Donald Trump
Donald Trump tiba-tiba nge-tweet bahwa ia akan memberlakukan pajak baru sebesar 10% pada impor Cina senilai US$300 miliar yang belum dikenakan pajak AS setelah adanya kemacetan dalam pembicaraan perdagangan. Retribusi akan mulai diberlakukan pada 1 September. Sebanyak US$250 miliar produk buatan China sudah dikenakan biaya impor sebesar 25%. Peter Navarro sebelumnya menyebut pembicaraan akan hal ini pada minggu ini di Shanghai "konstruktif."
Trump mengatakan Xi Jinping tidak bergerak cukup cepat untuk menyelesaikan perang dagang, dan dia memperingatkan bahwa dia mungkin akan menaikkan pajak atas barang-barang Cina melebihi 25% jika negosiasi perdagangan dengan Beijing tetap macet.
Sementara Beijing terus melawan. Dubes China untuk AS menyebut perilaku Trump ?irasional dan tidak bertanggung jawab.? Di samping itu, Beijing juga berjanji akan melakukan ?langkah-langkah yang diperlukan.?
Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Iran-AS, Trump Undang Menlu Iran ke Gedung Putih
2.??? Pasar Bergolak
Sebagaiamana dikutip dari Bloomberg, reaksi pasar saham Asia diperkirakan akan mengikuti di bawah AS, setelah S&P 500 melihat penurunan terbesar selama dua hari sejak Mei, bergerak 2% dari keuntungan menjadi kerugian. Imbal hasil Treasury 10 tahun terakhir turun ke level terendah sejak 2016, sementara tarif dua tahun terakhir anjlok 16 basis poin. Mata uang safe haven naik terhadap dolar, dan emas naik lebih dari 2%. Minyak mentah merosot 8%. Trump mengatakan dia "tidak peduli sama sekali" tentang reaksi negatif pasar.
3.??? PHK Berlanjut
Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, Citigroup telah mulai melakukan pengurangan tenaga kerja perdagangannya dengan pemecatan sekitar 400 orang dari divisi tersebut. Perusahaan telah memecat puluhan karyawan minggu ini, termasuk dari divisi ekuitas tunai dan pedagang derivatif ekuitas.
Sejauh ini, sekitar 50 orang telah dipangkas di kantor Citigroup New York, dan sekitar 25 orang yang berada di London. Citigroup bergabung dengan bank-bank lainnya seperti Deutsche Bank AG dan Societe Generale SA dalam upaya mengurangi ratusan pekerjaan di seluruh divisi ekuitas dan divisi perdagangan pendapatan tetap.
Baca Juga: Kinerja Bisnis Meredup, 10.000 Karyawan Nissan Terancam PHK
4.??? Hong Kong Membara
Staf keuangan Hong Kong berkumpul di pusat kota setelah bekerja Kamis untuk protes "gerombolan terorganisir" di tengah hujan lebat, yang merupakan demonstrasi terbaru dalam gerakan yang semakin kreatif. Pemerintah? mengatakan kepada masyarakat, bahwa beberapa di antaranya berencana untuk mengadakan rapat pada Jumat dan bahwa mereka tidak boleh melanggar netralitas politik pegawai negeri. Semua ini tidak baik bagi pengecer lokal, dan pemilik merek-merek mewah yang juga semakin khawatir.
Skenario mimpi buruk untuk Hong Kong adalah melihat pasukan Cina di jalan-jalan, yang dipandang sebagai upaya terakhir. Kalau ini terjadi image Hong Kong sebagai kota bisnis akan hancur lebur.
5.??? Peringatan Kemerdekaan China
Para penonton? di China, 100 hari ke depan akan merasa sengsara. Hal tersebut dikarenakan Beijing memerintahkan saluran televisi untuk tidak menyiarkan acara yang "tidak terlalu menghibur" dalam beberapa bulan menjelang peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat.
Sebaliknya, regulator TV negara itu menyediakan daftar 86 program yang disetujui yang berfokus pada tema-tema patriotik, seperti kebangkitan bangsa Cina, kemakmuran dan kekuatannya yang meningkat, dan kisah-kisah pahlawan nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: