Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pancasila Terancam 2 Ideologi Besar, Kata Pengamat

        Pancasila Terancam 2 Ideologi Besar, Kata Pengamat Kredit Foto: Antara/M Rusman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa hari-hari ini sedang diguncang. Sedikitnya terdapat dua ideologi besar yang mencoba menggeser dasar negara, yakni ideologi neokolonialisme dan radikalisme agama. Demikian disampaikan pengamat politik, Karyono Wibowo.

        "Khusus untuk radikalisme terbagi menjadi dua. Pertama yang sifatnya statis, artinya hanya sebatas pada pemikiran. Kedua yang sifatnya destruktif, yang sudah pada tahap aksi hingga menghalalkan kekerasan," katanya pada gelaran Pancasila Festival di Bekasi, Sabtu (31/8/2019).

        Menurutnya, paham radikal banyak menyasar kaum muda yang masih memiliki kecenderungan perubahan pola pikir. Kondisi ini membuat gerakan radikal kerap menyusup di kampus-kampus dengan berbagai macam kedok.

        "Data-data yang ada menggambarkan adanya ideologi radikal di Indonesia. Bahkan sejumlah kampus negeri hingga PNS terpapar paham radikal," ungkapnya.

        Baca Juga: Rezim Tak Paham Hakikat Pancasila, Rizieq Serukan...

        Dalam kemunculannya, lanjut Karyono, radikalisme di Indonesia juga sarat akan kepentingan politik yang menungganginya. Hal ini dinilai sangat berbahaya, terlebih jika masyarakat kurang peka dan mawas diri terhadap kepentingan politik yang dibungkus simbol agama.

        "Problem utamanya kita kurang dalam literasi, sehingga masyarakat kita gampang terjebak pada simbol-simbol keagamaan," jelasnya.

        Sementara itu, Direktur Analis dan Sinkronisasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Ani Purwanti menekankan bahwasanya Pancasila merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa, yang harus terus dijaga dan ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.

        "Pancasila digali dari buminya Indonesia. Mutiara-mutiara Pancasila itulah cerminan masyarakat kita, bukan impor dari luar. Contohnya, masyarakat saling memberikan ucapan selamat saat momen hari raya, adalah cerminan dari sila pertama. Belum lagi budaya gotong royong di masyarakat yang juga wujud dari nilai Pancasila," paparnya.

        Indonesia sebagai bangsa yang majemuk juga terwakili oleh Pancasila, sebagai pemersatu. "Pancasila adalah yang menyatukan kita semua yang berbeda-beda ini," tandasnya.

        Ditambahkan Ketua DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi, King Vidor, bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila penting untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

        Baca Juga: Jaga NKRI, Jokowi Harus Tunjuk Menteri Pancasilais

        "Jadi Pancasila jangan hanya dipahami sebatas teks saja, tapi kita ingin Pancasila itu benar-benar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam gerak keseharian," imbuhnya.

        Dalam kegiatan tersebut, lebih dari 100 orang warga Kota Bekasi mengucapkan ikrar setia kepada Pancasila. Ikrar tersebut menurut King sebagai bentuk komitmen masyarakat Bekasi untuk menjaga dan mengamalkan Pancasila.

        "Ini juga bagian dari kesadaran warga Kota Bekasi tentang pentingnya menjaga Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara. Pancasila sudah tidak bisa ditawar, karena itulah yang menjadi perekat dan menyatukan kita sebagai bangsa," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: