Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hutan Amazon Terbakar Hebat, Bagaimana Nasib Para Hewan?

        Hutan Amazon Terbakar Hebat, Bagaimana Nasib Para Hewan? Kredit Foto: (Getty Images)
        Warta Ekonomi, Brasilia -

        Ada sekitar tiga juta spesies tumbuhan dan hewan di dunia ini, menurut data, sepuluh persennya hidup di Hutan Amazon, Amerika Selatan. Pada tahun ini, Amazon tengah menghadapi kebakaran yang terburuk sejak tahun 2010. Menurut lembaga antariksa Brasil, Inpe, tercatat ada 85.000 titik api tahun ini.

        Apa dampak kebakaran masif ini terhadap hewan-hewan yang tinggal di Amazon?

        Ada beberapa hewan yang kemungkinan dapat menyelamatkan diri. Mereka yang bisa berlari cepat seperti jaguar dan mamalia besar mungkin bisa kabur. Namun bagaimana yang tidak?

        Dr. Claudio Sillero, profesor bidang konservasi biologi di Universitas Oxford megatakan kepada BBC News ia secara khusus khawatir terhadap hewan-hewan kecil.

        "Kita perlu khawatir terhadap amfibi, reptil dan hewan tak bertulang belakang. Mereka hidup di habitat mikro, dan jika habitat ini terbakar, mereka akan musnah seketika."

        "Telur mereka perlu kondisi lembab. Di nyala api, telur-telur ini akan hangus."

        Karena itu, menurut Dr. Sillero kebakaran ini bisa menyebabkan kepunahan.

        Kebakaran hutan di Amazon (Reuters)

        Ada banyak juga mamalia kecil dan lambat di Amazon seperti kungkang. Menurut Dr. Sillero hewan ini "cenderung panik ketika ada api, dan ini menyebabkan kemungkinan lebih besar untuk mati di tempat".

        Hewan burung juga punya risiko sejenis. Mereka mungkin bisa terbang dan mencari tempat aman, dan itu berarti meninggalkan telur dan anak-anak mereka. Paul Rosolie, penulis dan konservasionis Amerika, menyaksikan sendiri. Minggu lalu ia mengunggah video di Twitter yang ia ambil dari api di Amazon ketika bekerja di sana bulan Juli.

        "Yang mengerikan, dan ini tak disadari orang-orang, hewan-hewan ini terbakar hidup-hidup," katanya kepada BBC News. "Bayi burung di sarang, ular, kodok dan monyet mungkin lari menghindar, tapi hutan ini adalah tempat satu-satunya bagi mereka hidup."

        Kabur dari api merupakan langkah pertama, dan Dr. Alex Lees dari Manchester Metropolitan University mengatakan kepada BBC News bahwa kesempatan binatang-binatang ini untuk selamat tetap kecil.

        "Segera sesudah api menyala," katanya, "ketika wilayah itu terbakar, tak ada harapan bagi banyak spesies".

        Reptilia di Amazon (AFP)

        "Di kebanyakan wilayah, pendukung kehidupan mereka sudah lengkap, maka mereka perlu menggantikan individu yang mati dengan individu lain dari spesies yang sama di wilayah itu," jelasnya.

        "Ini yang menjadi masalah utama. Mereka tak bisa begitu saja ke daerah lain karena di sana sudah penuh, dan mereka harus menunggu sampai teritori baru terbuka untuk mereka. Sementara itu mereka tak bisa menggunakan wilayah yang lama yang sudah terbakar".

        Saat api membakar hutan tropis seperti Amazon, banyak pohon terbakar maka akan ada lubang di kanopi hutan. Artinya, lingkungan di bawah yang biasanya gelap dan lembab akan terpapar sinar matahari dan akan cepat kering. Lalu spesies baru yang biasanya hidup di daerah kering akan hidup di situ.

        Ini membawa akibat buruk bagi hewan yang mengandalkan lingkungan hutan yang lembab dan basah. Dr. Lees yang punya spesialisasi konservasi burung memberi contoh burung pemakan serangga yang butuh lapisan tanah yang lembab dan lembut agar bisa diam-diam berburu makanannya.

        Permukaan tanah berdaun kering akan sangat menyulitkan mereka.

        Kehancuran jangka panjang

        Tak hanya matinya burung, serangga dan mamalia secara langsung, perubahan habitat juga akan berdampak pada hewan air seperti lumba-lumba Sungai Amazon atau ikan yang hidup di kawasan hutan tropis ini. Para hewan ini bisa terhindar dari api dengan menyelam, tapi menurut Dr. Mark Bowler, ahli ekologi dari University of Suffolk mengatakan sungai dan danau tempat hidup mereka akan berubah.

        "Populasi ikan dan ekologi sungai akan berubah, dan ini akan mempengaruhi hewan-hewan besar," katanya.

        Banyak manusia yang hidupnya tergantung pada hutan tropis akan kehilangan penghidupan mereka akibat kebakaran.

        Lumba-lumba Amazon (Getty Images)

        Menurut Dr Rachel Carmenta, ahli lingkungan dari University of Cambridge yang bekerja dengan penduduk asli Amazon mengatakan kepada BBC News bahwa kebakaran hutan ini juga merupakan "masalah kemanusiaan juga".

        Ada banyak hewan yang diburu oleh komunitas, termasuk kura-kura dan capybaras, bergerak dengan lambat dan kemungkinan besar mati terbakar, katanya. Meneruskan perburuan hewan ini sulit sekali karena tanah akan menjadi terlalu berisik bagi para pemburu.

        Selain itu, tanaman yang dipakai oleh komunitas untuk membangun rumah dan membuat obat-obatan juga akan hangus.

        "Kebakaran ini tak hanya berarti hilangnya flora dan fauna," tambahnya, "tapi juga hubungan-hubungan, identitas dan keterikatan orang-orang terhadap rumah dan tanah mereka yang terkabar dan tak bisa lagi mereka kenali lantaran terbakar api".

        Dengan risiko pengungsian dan kelaparan, hidup orang-orang ini juga mengalami risiko, kata Dr. Carmenta mengingatkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: