Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Terkaya Hong Kong Khawatir Jika Demo Berlanjut

        Orang Terkaya Hong Kong Khawatir Jika Demo Berlanjut Kredit Foto: Business Insider
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sudah mengumumkan bahwa pemicu awal aksi unjuk rasa, yakni RUU ekstradisi dicabut. Namun, para pengunjuk rasa tetap saja turun ke jalan. Mayoritas dari mereka adalah anak-anak muda.

        Hal itu menjadi fokus yang mengkhawatirkan bagi orang terkaya Hong Kong Li Ka Shing. Ia mendesak pemerintah dan demonstran untuk berdamai dan mengakhiri mimpi buruk yang membuat wilayah itu jatuh ke posisi terendah.

        Bukan hanya menaruh perhatian kepada pendemo, Li juga berharap pemerintah lebih memiliki belas kasihan kepada para pendemo yang sebagian adalah anak muda, penerus bangsa.

        Baca Juga: Hong Kong Minta Asing Tak Intervensi Urusan Dalam Negeri Mereka karena...

        Melansir dari Bloomber (11/9/2019), "Jika ini berlanjut maka akan sangat buruk, dan saya sangat mengkhawatirkannya. Kami berharap orang-orang muda dapat melihat gambaran besar, dan para pemimpin pemerintahan dapat berbelas kasih kepada orang-orang yang akan menjadi masa depan kita," ujarnya.

        Li termasuk pengusaha yang rajin meningatkan semua pihak terkait kondisi Hong Kong 3 sampai 4 bulan terakhir. Bahkan, dia pernah membuat iklan di surat kabar berupa puisi perdamaian pada bulan lalu, menyerukan diakhirinya kekerasan.

        Baca Juga: Demonstran: Donald Trump Harus Bebaskan Hong Kong!

        Iklan itu berisi pesan puitis yang ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai seruan agar pihak berkuasa menghentikan penganiayaan. Di sisi lain tulisan itu juga dimaksudkan mendesak demonstran agar berhenti mengacaukan Hong Kong.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: