Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Redam Demo, Kepala Eksekutif Hong Kong Gelar Dialog Masyarakat Pekan Depan

        Redam Demo, Kepala Eksekutif Hong Kong Gelar Dialog Masyarakat Pekan Depan Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Hong Kong -

        Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, berencana menggelar sesi dialog dengan masyarakat untuk mengatasi situasi pelik yang telah terjadi selama berbulan-bulan. Lam juga terus berulang kali menyerukan untuk mengakhirir kekerasan yang merugikan kota tersebut.

        Lam akan segera menggelar sesi dialog dengan masyarakat Hong Kong pada pekan depan. Menurutnya sesi dialog itu terbuka untuk umum dan setiap warga boleh mendaftar untuk hadir.

        "Masyarakat Hong Kong telah mengalami akumulasi masalah ekonomi, sosial, bahkan politik yang mengakar. Saya berharap berbagai bentuk dialog ini dapat menjadi landasan bagi kita (pemerintah-warga) untuk berdiskusi," ucap Carrie Lam, Selasa (17/9/2019).

        Baca Juga: Carrie Lam Akan Penuhi Tuntutan Demonstran, Apa Saja?

        Lam, setelah berbulan-bulan tertekan, akhirnya menyerah pada salah satu tuntutan pengunjuk rasa dengan mengumumkan penarikan penuh RUU ekstradisi pada 4 September lalu, dengan dukungan Beijing.

        "Masalahnya melampaui RUU itu sendiri," kata Lam kepada wartawan, termasuk kekurangan perumahan dan tanah di salah satu kota berpenduduk paling padat di dunia yaitu 7,4 juta jiwa seperti dilansir dari?Channel News Asia, Selasa (17/9/2019).

        Tetapi beberapa pihak mengatakan ini terlalu sedikit, terlalu terlambat, dan protes terus berlanjut dengan bentrokan keras selama akhir pekan, sebagian didorong oleh kemarahan masyarakat yang luas terhadap kebrutalan polisi dan penyalahgunaan kekuasaan.

        Baca Juga: Soal Isu Pengunduran Diri, Carrie Lam: Saya Belum Pikirkan Hal Itu

        Gerakan protes menentang rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang kontroversial, memungkinkan orang-orang yang dihukum karena tindak kejahatannya di kirim ke China, telah berubah menjadi gerakan anti pemerintah yang lebih luas.

        Aksi protes itu menuntut kebebesan dan demokrasi yang lebih besar di kota yang dikuasai China itu.

        Lebih dari 1.400 orang telah ditangkap oleh polisi sejauh ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: