Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Kosmetik Tumbuh, Multicare Bidik Pertumbuhan 20%

        Industri Kosmetik Tumbuh, Multicare Bidik Pertumbuhan 20% Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Multicare Mitra Sejahtera (Multicare) menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 20% di 2020 mendatang. Penyedia produk kesehatan dan kecantikan itu menilai industri komestik nasioinal terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

        Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bahwa pertumbuhan industri komestik nasional pada 2017 mencapai 6,35% dan mengalami kenaikan menjadi 7,36% di 2018 dan ditargetkan untuk terus naik hingga 9% pada tahun ini.

        Baca Juga:?Lama Tak Tersorot, Siti KDI Kini Bangun Kerajaan Bisnis Kosmetik

        "Tahun ini kami perkirakan pertumbuhan bisnis mencapai 10%. Namun, tahun depan kami mempunyai beberapa program lebih menarik. Kami ingin pertumbuhan di atas 15%, tetapi kami perkirakan 15-20%," kata Associate Marketing Director Multicare, Monica Katrin kepada Warta Ekonomi dalam peluncurkan produk Skin Wonder di Jakarta, Minggu (22/9/2019).

        Monica mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan terus melahirkan produk-produk inovatif di masa yang akan datang. Untuk tahun ini saja, Multicare telah merilis dua produk barunya, yaitu Skin Wonder dan Bee Venom Mask (masker).

        "Untuk? tahun depan kami mempunyai produk lain lagi yang sudah disiapkan untuk diluncurkan. Tapi masih rahasia," tambahnya.

        Monica mengatakan, untuk penjualan produk pihaknya lebih fokus kepada strategi penjualan langsung (direct selling). Alasannya, dengan menjual langsung, Multicare dapat bertatap muka dengan konsumen sekaligus menjelaskan manfaat dan keunggulan dari produk yang dijual.

        Baca Juga: Sepanjang 2018, BPOM Temukan Produk Kosmetik Ilegal Senilai Rp136 M

        "Bila kami taruh di marketplace hilang esensinya dibandingkan ketemu langsung. Sehingga memang produk-produk kami tidak ditaruh di marketplace. Sekaligus bila di marketplace besar kemungkinan terjadi perang harga," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: