Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bosan Jadi Pegawai, Pengusaha Minuman Raup Untung Puluhan Juta

        Bosan Jadi Pegawai, Pengusaha Minuman Raup Untung Puluhan Juta Kredit Foto: Dok
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perkembangan industri makanan dan minuman di Tanah Air dapat dibilang cukup pesat. Bahkan, saat ini banyak outlet-outlet minuman yang digandrungi kalangan anak muda. Salah satunnya adalah Conter Anti Baper, disingkat "Caper".

        Melirik hal tersebut, Founder "Caper" Stepen Lesmana, menceritakan bisnisnya ini mulai dibangun sejak awal 2016. Ia memilih menjadi seorang enterpreuner karena bosan bekerja sebagai pegawai. Semenjak itu, ia berpikir untuk coba membuat bisnis minuman. Bahasa jaman now, seperti baper (bawa perasaan) dipilih manjadi nama bisnisnya. Maka terciptalah nama "Conter Anti Baper" untuk outletnya.

        Ia mengaku terbesit membuka outlet minuman karena bisnis ini sedang viral. Sebagai cirikhas, minuman yang ditawarkan outlet "Caper" diracik dari bahan asli Indonesia.

        Bukan tanpa alasan, ia memilih bahan lokal dalam bisnisnya, lantaran, produk Indonesia lebih enak dari pada impor. Contohnya saja teh tegal yang disebutnya lebih enak dari teh-teh negara lain.

        "Makanya di outlet Caper itu aku gak jual thai tea, tapi yang aku jual teh lokal," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

        Baca Juga: Kombinasi Madu & Bawang Putih Jadi Minuman Ajaib Turunkan Berat Badan

        Baca Juga: Trik Jitu Dirikan Bisnis Kopi Hits Ala Owner Kopi Kenangan

        Lanjutnya, ia mengatakan produk unggulan outlet "Caper" adalah minuman rasa coklat. Sambungnya, ia mengatakan harga minuman di outlet "Caper" berkisar dari Rp8.000 hingga Rp15.000/cup.

        Sambungnya, ia mengatakan setiap harinya, kurang lebih sekitar 100 cup minuman diborong oleh pelanggan dan pada akhir pekan penjualan bisa mencapai dua kali lipat.

        Menurutnya, dalam satu hari ia meraup pendapatan sekitar Rp2 juta, Stephen mengaku bisa memperoleh laba hingga Rp 30 juta dalam sebulan.

        "Kebun coklatnya itu gak besar. Karena coklatnya kita tanam sendiri, maka kita bisa menjamin kualitasnya," ucapnya.

        Selain itu, ia mengaku tidak main-main soal kualitas. Untuk menjaga standarisasi rasa dan penyajian, ia mengaku rutin mendatangi dan mengontrol outlet-outlet "Caper".

        Berkat konsistensinya menjaga kualitas dan harga jual yang terjangkau berbagai kalangan, ia mengatakan dalam waktu dua tahun lebih, "Caper" telah memiliki sebanyak 20 outlet yang tersebar di berbagai dearah.

        "Kalau aku pribadi targetin sebanyak 100 outlet. Kalau sudah 100, aku mau stop. Istirahat dulu sebentar," katanya.

        Banyak pihak yang mulai tertarik manjadi mitra "Caper". Stepen sendiri memang membuka peluang kemitraan dengan budget minimal Rp25jt. Ia juga siap memfasilitasi kebutuhan pihak yang ingin bermitra seperti survei hingga pelatihan.

        "Semua itu aku langsung yang turun. Aku yang nanganin. Jadi aku yang traningin pegawai, sampai survei tempat. Tapi untuk tempat itu hanya saran. Kalau emang yang mau join (mitra) sudah punya tempat, atau ingin ditempat tertentu, ya udah kita buka outlet sesuai keinginan dia," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: