Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera ikut merespons pemberitaan tentang buzzer yang kerap mengeluarkan informasi bohong pascaPilpres 2019.
Ia menyatakan partainya tidak ikut-ikut menggunakan jasa buzzer media sosial. Sambungnya, PKS hanya mengandalkan jejaring kader yang saling terikat.?
?Di PKS, kami tidak mengenal buzzer, apalagi yang berbayar. Di PKS mengoptimalkan jejaring kader, yang disebut Relawan Digital, Redi. Paket data mereka dari kantong-kantong mereka sendiri,? tulisnya dalam akun Twitternya, seperti yang dikutip, Selasa (8/10/2019).
Baca Juga: Lho Kok PKS Berbalik Jadi Pendukung Jokowi
Baca Juga: Belum Dilantik, Jokowi Sudah Dihujani Kritik oleh PKS
Lanjutnya, ia mengatakan Redi PKS juga memiliki latar yang mumpuni. Bahkan, kata Mardani, mereka umumnya telah menempuh jenjang pendidikan yang disebut sekolah digital yang ada di tingkat DPP, DPW sampai DPD bahkan DPC.
?Mempelajari UU ITE, produksi konten positif, humas produktif dan lain-lain,? ucapnya.
Selain itu, ia memastikan Redi PKS bekerja secara organik dan terstruktur mengikuti komando di tingkat pusat. Sambungnya, ia mengatakan isu utama yang dimunculkan dalam kanal sosmed Redi PKS adalah marketing partai. Mulai dari kinerja anggota dewan dan kepala daerah, hingga kontra demarketing atau melawan hoax.?
?Jumlah kader dan simpatisan aktif sekitar 2 juta orang, 10 persennya bermain sosial media berbagai kanal, kami ingin mewarnai socmed dengan kebaikan-kebaikan, moto kami ayo posting positif,? tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil