Turunkan Rudal Nuklir, Putin Pimpin Langsung Latihan Perang Skala Besar Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin kapasitasnya sebagai panglima mengawasi secara langsung latihan perang besar-besaran negara itu yang melibatkan kapal selam, pembom dan peluncur darat. Ia mengawasi dari Pusat Kontrol Pertahanan Nasional, markas besar Departemen Pertahanan Rusia.
Rusia telah menguji ketiga komponen triad nuklirnya guna memastikan jika sesuatu yang buruk terjadi dan tengah berada di bawah ancaman, negara itu akan memiliki banyak cara untuk menanggapi agresi asing.
Uji serentak dari berbagai senjata nuklir taktis dan strategis di gudang senjata Rusia dilakukan saat ia mengakhiri latihan militer besar-besaran yang disebut 'Grom-2019' ('Thunder' dalam bahasa Inggris). Latihan ini melibatkan sekitar 12.000 tentara, ratusan peluncur rudal dan pesawat terbang, dan hampir dua lusin kapal dan kapal selam seperti dikutip dari?Russia Today, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga: Tak Main-main, Rusia Langsungkan Latihan Skala Besar dan Uji Coba Rudal Antarbenua
Kapal selam strategis yang disediakan oleh armada Rusia Utara dan Pasifik menembakkan rudal strategis jarak jauh Sineva mereka di dua rentang sasaran yang terletak di wilayah Arkhangelsk di Rusia barat laut dan di wilayah Timur Jauh Kamchatka.
Angkatan Laut juga menembakkan rentetan rudal jelajah Kalibr dari Laut Barents dan Laut Kaspia.
Sebuah rudal balistik antarbenua Yars ditembakkan dari peluncur darat yang dikerahkan di komoditas militer Plesetsk. Rudal itu melakukan perjalanan sekitar 6.000 km timur sebelum mencapai target yang dimaksudkan di Kamchatka.
Sementara itu sistem rudal taktis Iskander di Rusia selatan dan timur melakukan peluncuran uji coba sendiri.
Di udara, pembom jarak jauh Tu-95MS menyelesaikan bagian mereka dari latihan, menembakkan rudal jelajah berkemampuan nuklir pada sasaran di wilayah Komi di Rusia utara dan di Kamchatka.
Latihan ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan militer Rusia guna mengorganisir respon di seluruh negara terhadap krisis militer yang cukup signifikan yang pantas menggunakan senjata nuklir. Doktrin militer Rusia mengatakan itu bisa terjadi hanya jika negara itu sedang diserang nuklir atau jika ada invasi militer besar-besaran yang dapat mengakhiri keberadaannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: