Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sebut Revolusi Industri 4.0 Peternak Sapi Perah Perlu Edukasi Program Kemitraan

        Sebut Revolusi Industri 4.0 Peternak Sapi Perah Perlu Edukasi Program Kemitraan Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik mengatakan, saat ini? pengetahuan dan pemahaman para peternak sapi perah lokal harus terus diperbarui, sesuai dengan GDFP (Good Dairy Farming Practices) salah satunya melalui program kemitraan. Hal tersebut dilakukan agar para peternak sapi perah lokal dapat mengikuti perkembangan informasi dan teknologi peternakan sapi perah terkini di Indonesia dan dunia pada umumnya.

        ?Saya sangat mengapresiasi dunia usaha yang terus bermitra dengan para peternak sapi perah lokal seperti yang dilakukan FFI. Saya berharap industri pengolahan susu lainnya dapat melaksanakan hal yang sama. Bagi yang sudah melaksanakan, diharapkan untuk terus menjalankan programnya dengan berkesinambungan,? tegas Epi beberapa hari di Tulungagung Jatim, belum lama ini.

        Baca Juga: Pasutri Peternak Babi Jadi Orang Terkaya di China

        Baca Juga: Optimalisasi Pengawasan Kemitraan Usaha Peternakan, Kanwil I KPPU Lakukan Ini....

        Menurutnya, saat ini, global tengah berada pada Revolusi Industri 4.0 atau dikenal dengan Era Disrupsi. Oleh karena itu katanya,? dunia usaha perlu mengantisipasi tantangan era ini melalui kompetensi 4C. Communication pemenuhan proses interaksi sosial, Collaboration menjalin kerjasama, Critical Thinking membangun tradisi pemikiran kritis dan Creativity mendorong proses kreatif. Dalam hal inilah, kompetensi komunikasi dan kolaborasi dapat direalisasikan dalam sebuah proses kemitraan. Dengan demikian, kemitraan menjadi salah satu faktor penting bagi dunia usaha dalam menghadapi Era Disrupsi.

        ?Susu merupakan sumber protein hewani yang mengandung banyak gizi penting. Dari sisi hilir, Indonesia merupakan salah satu negara yang konsumsi susunya tergolong rendah dengan angka konsumsi susu masyarakat Indonesia sebanyak 16,5 kg per orang per tahun. Sementara di sisi hulu, produksi lokal baru mencapai 864,6 ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 4,5 juta ton,? sambungnya.

        Terkait hal itu, Fresh Milk Relationship Manager Frisian Flag Indonesia Efi Lutfillah mengatakan, pihaknya selaku produsen susu PT Frisian Flag Indonesia (FFI) telah bekerjasama dengan Koperasi Bangun Lestari Tulungagung terus menekan pentingnya kemitraan dan kolaborasi untuk meningkatkan pemberdayaan peternak lokal dalam mencapai visi misi bersama, yaitu memberikan ketersediaan pangan nasional untuk SDM unggul Indonesia.

        Menurutnya, edukasi bagi peternak sapi perah perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat tentang peranan penting peternak sapi perah lokal dalam ketersediaan susu nasional dan kontribusinya terhadap gizi nasional. Selain itu, melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, diharapakan para peternak dapat menggenjot? produksi sapi perah dan turut meningkatkan kesejahteraan mereka.?

        ?Kami berharap masyarakat lebih menyadari kontribusi peternak lokal dalam penyediaan kebutuhan susu dan gizi nasional. Kegiatan ini juga merupakan salah satu wadah untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama peternak sapi perah lokal dengan ahli peternakan untuk meningkatkan produksi susu dan kesejahteraan peternak,? kata Efi saat dihubungi Warta Ekonomi di Surabaya, Senin (21/10/2019).

        Program Edukasi Bewara merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peternak. Peningkatan produktivitas dan kualitas susu merupakan salah satu target yang dapat dicapai dengan menerapkan pengetahuan dan manajemen yang benar.?

        Disis lain peternak sapi perah Mita Kopiyah juga binaan Frisian Flag Indonesia melalui Koperasi Bangun Lestari ini mengunkapkan, dirinya telah mengikuti program Farmer2Farmer dan terpilih mengikuti studi banding antarpeternak ke Belanda selama dua pekan yang diprakarsai oleh FFI

        ?"Saya belajar manajemen kandang, pakan, dan mencatat perkembangan sapi. Ilmu baru ini dilaksanakan setelah pulang dan terbukti bisa meningkatkan produksi menjadi 15-18 liter per ekor per hari," ungkapnya.

        Saat ini kata Mita sapaannya,yang? telah bergabung sebagai peternak binaan Frisian Flag Indonesia sejak 2018 lalu. Harga susu di tingkat peternak Rp5.000 per liter. Sapi miliknya? menghasilkan 12-18 liter per hari per ekor. Adapun sapi yang berproduksi 8 ekor. Sehingga bila dihitung produksi minimal dalam sehari penjualan susu sekitar Rp 480.000.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: