Kontroversi yang timbul dari pernyataan Menteri Agama, Fachrul Razi soal aturan cadar dan celana cingkrang di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Kali ini, salah satu ustad ternama, Yusuf Mansur ikut buka suara.
Yusuf Mansur menilai dalam hidup memang selalu ada perbedaan dan perselisihan pendapat termasuk mengenai cara berpakaian. Namun ia mengatakan, menjadi tak elok jika melihat suatu perbedaan dengan mengeneralisasi dengan dasar kecurigaan.
"Tidak elok ketika melihat berbeda atau tak sama terus kita mengeneralisir dengan satu dasar kecurigaan ketakutan. Khusus soal cadar dan celana cunkring dikhawatirkan radikalisme dan unsur keamanan," ujar Yusuf Mansur lewat akun Instagram-nya.
Baca Juga: Waduh! Fachrul Razi Ogah Disebut Menteri Agama Islam, Terus?
Ia mengakui suka memakai celana yang agak sedikit mengatung. Menurutnya, cara berpakaian adalah berbicara kenyamanan dan keyakinan seseorang. "Perkara kenyamanan seorang mungkin seluruh badan, satu tubuh perempuan aurat hanya mata dia pakai cadar. Itu kan bicara keyakinan," katanya.
Jika dengan kenyamanan dan keyakinan seseorang tersebut hak seseorang menjadi hilang maka ia menuturkan hal tersebut kurang bijak dan arif.
"Jika hak seorang hilang tak boleh jadi PNS, bekerja di instansi pelayanan publik menurut saya kurang bijak dan arif," ucapnya.
Lebih lanjut, Ustaz Yusuf memberikan beberapa contoh mengenai generalisir terhadap sesuatu. Jika ada seorang pencuri memakai celana pendek, ia pun mempertanyakan apakah harus melarang orang memakai celana pendek dikarenakan takut menjadi pencuri.
"Mungkin tepat generalisir dalam kerangka penelitian tapi tak tepat buat kehidupan. Ketika kita menjadi generalis kita tidak happy (senang)," katanya.
Terkait dengan paham radikalisme, ia pun kembali memberikan contoh jika ada masjid di dalam sekolah terbukti terpapar radikal, apakah melarang masjid ada di sekolah atau melarang ada kegiatan di dalam masjid sekolah.
"Itu kan tidak bener. Lokalisir saja masjid yang terpapar tersebut," katanya.
Ustaz Yusuf meminta jangan sampai dengan adanya perbedaan membuat kita berpaham radikal terhadap perbedaan. Ia pun yakin pemerintah melalui aparatnya dapat melakukan pemantauan mengenai radikalisme dengan cara yang baik.
"Pemantauan radikalisme itu ada teman BIN, polisi, tentara dan aparatur negara punya cara meminilaisir itu terjadi. Saya belum yakin kebijakan itu diterapkan. Kalau seperti itu Indonesia tak Bhineka Tunggal Ika," katanya.
Sebelumnya Menag Fachrul Razi mengkritisi penggunaan celana cingkrang dan cadar di lingkungan ASN. Karena menurutnya ada aturan yang jelas di lingkungan pemerintahan.
"Yang tidak boleh masuk instansi pemerintah itu satu, pakai helm. Kedua yang mukanya gak keliatan, saya gak sebut cadarlah, kan bahaya orang masuk gak tau itu mukanya siapa," kata Fachrul di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: