Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Melambat, Tenaga Kerja Makin Seret

        Ekonomi Melambat, Tenaga Kerja Makin Seret Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu mencapai level lebih tinggi. Pada triwulan III 2019, ekonomi hanya tumbuh sekitar 5,02%. Mirisnya lagi, angka pertumbuhan 5%-an ini diikuti dengan penurunan kualitas pertumbuhan.

        Hal tersebut terlihat dari penurunan peran sektor-sektor berbasis tenaga kerja (labor incentive) terhadap produk domestik bruto (PDB). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor labor incentive (pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan) pada triwulan III 2019 turun menjadi 39,99%. Pada beberapa triwulan sebelumnya, kontribusi sektor tersebut masih di sekitar 40%.

        Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly memandang bahwa pekerjaan pemerintah ke depan akan semakin berat lantaran struktur ekonomi nasional semakin meninggalkan sektor-sektor tradable atau labor incentive.

        Baca Juga: Ekonomi Tumbuh 5,02%, Jokowi Cuma Bilang Syukuri

        "Ekonomi nasional akan bergerak ke sektor jasa. Padahal, struktur tenaga kerja Indonesia masih ditopang oleh tenaga kerja berpendidikan rendah," ujar Junaidi melalui keterangannya kepada redaksi Warta Ekonomi, Senin (11/11/2019).

        Legislator asal Lampung ini melanjutkan, pada Agustus 2019, jumlah tenaga kerja berpendidikan SMP dan SD ke bawah mencapai 72 juta atau sekitar 56% dari total tenaga kerja.

        Persoalan lainnya, angka pengangguran pada lulusan SMK dan pendidikan tinggi juga meningkat. Sekitar 10,4% lulusan SMK menganggur, sedangkan lulusan Diploma I/II/III serta lulus S1 yang menyandang gelar tunakarya masing-masing 5,99% dan 5,67%.

        "Secara umum kondisi ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2019 cenderung menurun dibandingkan Februari 2019. Jumlah pengangguran melonjak mencapai 7,05 juta (Agustus 2019) dari 6,82 juta (Februari 2019)," papar Bang Jun sapaan akrabnya.

        Baca Juga: Cukai Naik 23%, Pemerintah Tak Peduli Nasib Petani Tembakau dan Tenaga Kerja

        Dia menambahkan, "Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga melonjak menjadi 5,28% pada Agustus dari 5,01% pada Februari 2019. Sinyal penurunan sektor ketenagakerjaan memang sudah terlihat."

        Junaidi merinci beberapa di antaranya ialah perlambatan realisasi investasi maupun penurunan realisasi belanja modal pemerintah. Proyek-proyek tersebut menjadi salah satu penentu penyerapan tenaga kerja.

        "Belanja modal hanya terealisasi Rp 63 triliun atau 33% dari APBN-2019. Angka tersebut turun sekitar 11% dari tahun sebelumnya," tutup Junaidi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: