Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AI Punya Peran Penting dalam Diagnosis Kanker Payudara, Seperti Apa?

        AI Punya Peran Penting dalam Diagnosis Kanker Payudara, Seperti Apa? Kredit Foto: NetApp
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bulan Oktober telah ditetapkan sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara di seluruh dunia. Bulan kesadaran ini telah menarik perhatian dari berbagai brands, masyarkat, dan juga komunitas-komunitas tentang kebutuhan diagnosis yang lebih dini terhadap kanker payudara.

        Berdasarkan data Globocan 2018, ada 58.256 kasus kanker payudara yang semuanya didiagnosis pada wanita di Indonesia. Kurangnya pemahaman tentang penyakit ini telah menyebabkan keterlambatan diagnosis yang mengarah pada kematian. Menurut Departemen Kesehatan di Indonesia, 70% dari semua kasus kanker di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut.

        Baca Juga: Lakukan Olahraga Ini, Cara Efektif Cegah Kanker Payudara

        Banyak kanker dimulai dengan perubahan yang sangat kecil sehingga tidak ada orang yang menyadari gejalan-gejalanya. Dari sisi organisasi kesehatan, dengan anggaran terbatas, organisasi kesehatan harus menemukan cara baru untuk meningkatkan efisiensi operasional sambil memenuhi atau melampaui standar tertinggi perawatan pasien. Oleh karena itu, teknologi diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi pasien.

        Pengembangan program artificial intelligence (AI) yang dapat dilatih dengan deep learning untuk melihat perubahan paling awal dalam struktur sel yang biasanya berkembang menjadi sel kanker adalah salah satu langkah yang bisa diambil. Program-program ini dapat memperingatkan para ahli onkologi, yang kemudian dapat memandu protokol perawatan pasien dengan akurasi dan efektivitas yang lebih besar. Penilaian risiko kanker payudara yang menggunakan teknologi AI-automated terbukti dapat mengurangi biaya hingga 5% dibandingkan dengan tes genomik saat ini.

        Dengan fokus untuk melakukan intervensi awal, perawatan kesehatan preventif, dan transformasi digital, organisasi kesehatan kini makin meningkatkan adopsi mereka terhadap teknologi medical imaging. Kemajuan dalam teknologi ini, termasuk kemampuan 3D dan 4D, real-time analytics, dan pemrosesan yang dipercepat oleh unit pemrosesan grafis (GPUs), memberi alat yang kuat bagi ahli radiologi untuk membuat diagnosis yang lebih cepat dan lebih akurat serta membantu mencegah ahli radiologi mengalami kelelahan.

        Aplikasi AI khusus dapat mendukung ahli radiologi dan mencegah kesulitan dengan "menyusun" tumpukan gambar. Caranya, teknologi AI akan dengan cepat memilah gambar normal dan melakukan flagging bagi gambar-gambar pengecualian. Hasilnya, ahli radiologi dapat menemukan gambar yang menunjukkan anomali atau indikator penyakit lebih cepat dan kemudian fokus untuk mendiagnosis dan memberi saran pengobatan, tanpa harus berlama-lama menyaring gambar. Sebagai contoh, AI memungkinkan hasil MRI untuk mempercepat rekonstruksi gambar hingga 100 kali dengan akurasi 5 kali lebih besar.

        "Berdasarkan data NVIDIA, dengan AI, para ahli onkologi akan dapat mengurangi kesalahan diagnosis dalam mendeteksi kanker payudara hingga 85%. Di NetApp, kami percaya bahwa AI dapat menjadi salah satu jawaban untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, meningkatkan efisiensi, mempercepat proses diagnosis, dan mengurangi biaya. Dari medical imaging hingga pembedahan yang dibantu robot hingga penemuan obat, AI makin baik dan makin canggih untuk membantu sektor ini menjadi lebih baik," kata Ana Sopia, County Manager, NetApp Indonesia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

        Baik digunakan untuk memperkuat medical imaging atau pengurutan genom, keberhasilan AI sepenuhnya bergantung pada akses ke sejumlah besar data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola, mengembangkan wawasan prediktif, dan memungkinkan sistem otonom yang makin akurat. Namun, data ini dapat berada di mana saja, secara inheren dinamis, dan seringkali dalam berbagai bentuk.

        Baca Juga: NetApp Dinobatkan sebagai Leader dalam 2019 Gartner Magic Quadrant for Primary Storage

        Menurut para pemimpin di industri TI, membuat pengelompokan data dan kompleksitas teknologi menjadi dua tantangan terbesar untuk memindahkan membuat proyek AI menjadi produksi. Oleh karena itu, dengan data fabrics, organisasi akan dapat mengakses data mereka di mana saja dengan kontrol, menghasilkan dampak bisnis yang lebih baik, dalam hal ini diagnosis dan keputusan yang lebih baik.

        "Bersama dengan mitra kami, NVIDIA, cloud-connected all-flash storage dari NetApp akan menyederhanakan, mempercepat, dan mengintegrasikan data di pipeline untuk AI dan deep learning untuk membangun solusi kesehatan berbasis AI yang cerdas, kuat, dan tepercaya. Dengan strategi Data Fabric kami, kami mengintegrasikan struktur data dan merampingkan aliran data melalui semua tahapan, dari edge, cloud, hingga core. Dengan solusi NetApp untuk AI, Anda dapat dengan percaya diri memanfaatkan sumber data yang terus bertambah dengan skalabilitas dan kinerja yang hampir tidak terbatas," tutup Ana Sopia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: