Resmi Melantai di Bursa Hong Kong, Perusahaan Besutan Jack Ma Ini Punya Target Ambisius
Alibaba resmi melantai di Bursa Efek Hong Kong (HKEX), Selasa (26/11/2019) sebagai pasar saham keduanya setelah New York. Dengan kode saham "9988", pendaftaran saham Alibaba di Hong Kong merupakan bagian dari penawaran 500 juta saham baru.
Pada?listing?sekundernya ini, perusahaan besutan Jack Ma tersebut kembali menekankan target untuk melayani lebih dari 1 miliar konsumen aktif, serta menghimpun lebih dari 10 triliun renmibi (sekitar Rp19,9 kuadriliun) total nilai transaksi (GMV) tahunan lewat bisnis konsumennya hingga 2024.
Perusahaan juga menargetkan melayani dua miliar konsumen secara global, memberdayakan 10 juta UMKM melalui berbagai platform?Alibaba, dan menciptakan 100 juta pekerjaan. "Kami ingin menggunakan teknologi digital untuk membantu pelanggan dan mitra kami menyambut era ekonomi digital," kata Kepala Eksekutif Alibaba Group, Daniel Zhang dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima.
Baca Juga: Jos! Kinerja Dagang Hari Pertama Alibaba di Hong Kong Puaskan Bursa Lokal!
Di lain sisi, saham Alibaba di Bursa Efek New York (NYSE) akan tetap diperdagangnkan. Bahkan, saham yang terdaftar di Hong Kong bisa ditukarkan (fungible) dengan ADS Alibaba di NYSE.
Sekadar informasi, perusahaan sempat berniat melakukan debut saham di Hong Kong pada 2014; namun sejumlah peraturan terkait pengelompokan pemegang saham mengurungkan rencana itu. "Hari ini, kami merealisasikan ucapan kami lima tahun lalu, ketika situasi memungkinkan, kami akan kembali ke Hong Kong," ujar Zhang.
Sekadar informasi, debut sahamnya di NYSE pada 2014 bernilai US$21,8 miliar, tercatat sebagai IPO terbesar secara global. Pada perdagangan awal di pasar Hong Kong pun, harga saham Alibaba Group dilaporkan naik dari harga IPO-nya.
Saham berpindah di HKD 188,10 (sekitar Rp338 ribu) pada tengah hari waktu setempat, meningkat 6,9% dari harga penawaran di HKD 176 (sekitar Rp316 ribu).
Proses debut saham Alibaba Group ini juga dihadiri oleh 10 pelanggan, penjual, dan mitra Alibaba yang berasal dari delapan negara, termasuk penjual durian asal Singapura, perempuan Australia penggemar bala perahu yang membeli perahu naga lewat Tmall, hingga pengusaha fesyen asal Rwanda, Afrika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna