Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama M Yusuf Martak menyatakan Reuni 212, hari ini, Senin (2/12), tidak menyimpan motif politik. Sebab, gelaran Pilpres 2019 antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah selesai.
Ia pun mengatakan bahwa sosok yang didukung kelompoknya telah menjadi pembantu Presiden Jokowi. Dalam hal ini, Prabowo sudah menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
"Pilpres sudah selesai, orang yang kami dukung juga sudah berkoalisi. Sementara kami tetap istiqomah di jalan yang sama bersama umat dan ulama," ujarnya, di Silang Monas, Senin (2/12/2019).
Baca Juga: Prabowo Populer di Kalangan Gen Z: Angkanya Tembus 95,3%, Tapi. . .
Baca Juga: Babe Haikal: 212 Berjaya Lagi, Yang Nyinyir pada Sakit Hati Nih Ye!!
Lanjutnya, "Dan sesuai [arahan] Imam Besar Habib Rizieq, kita tetap oposisi. Tapi oposisi yang positif, bukan oposisi yang negatif agar umat tidak kecewa," katanya.
Lanjutnya, ia menegaskan Reuni 212 ini sudah direncanakan jauh-jauh hari dan bukan karena? kasus penistaan agama.
"Menjelang reuni, adanya penista-penista agama, ya itu pasti akan kami suarakan agar mereka itu diproses hukum dan tidak dibeda-bedakan. Seolah-olah hanya segelintir orang, tiga atau empat orang dari 240 juta penduduk Indonesia, tapi benar-benar seperti kebal hukum. Tidak tersentuh hukum," ucapnya.
Sambung dia, "Ini yang harus kami suarakan agar hukum tetap berdiri," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil