Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rocky Gerung Bilang: Yang Ngotot Soal Ideologi Cuma Komunisme dan....

        Rocky Gerung Bilang: Yang Ngotot Soal Ideologi Cuma Komunisme dan.... Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Rocky Gerung saat menjadi pembicara di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dengan tema "Maju-Mundur Izin FPI", ia menegaskan bahwa pertengkaran mengenai masalah ideologi harus menjadi resolusi Indonesia di tahun 2020 mendatang.

        Menurutnya, negara yang ngotot untuk punya ideologi hanya ada dua macam. Sementara Indonesia, bukan bagian dari keduanya.

        ?Negara yang ngotot punya ideologi cuma komunisme dan fasisme,? terangnya, Selasa (3/12/2019) malam.

        Baca Juga: Kalau Presiden Paham Pancasila, Gak Berutang Dia! Cetus Rocky Gerung

        Baca Juga: Rocky Gerung Bilang Presiden Tak Paham Pancasila, Warganet Murka!! Minta PDIP Buat . . . .

        Hal tersebut dikatakan sekaligus menanggapi berbagai kasus politik di negeri ini yang sering kali dituduhkan tidak pancasilais. "Seperti perpanjangan izin FPI yang harus menandatangani ikrar setia Pancasila dan NKRI." ucap dia.

        Menurutnya, Pancasila tidak bisa masuk dalam kategori ideologi. Sebab sila-sila yang ada saling bertentangan dalam pengertian akademik dan diskursus.

        Kemudian ia pertentangan antara sila pertama dan kedua. Sambung Rocky, sila pertama, berisi pengakuan bahwa perbuatan manusia hanya boleh bermakna jika diorientasikan ke langit atau Tuhan.

        Sementara sila kedua sebaliknya. Siapapun bisa berbuat baik tanpa harus menghadap langit.

        ?Itu namanya humanisme. Kalau saya (humanis) berbuat baik dengan pahala masuk surga, artinya kemanusiaan saya palsu,? tegasnya.

        Ia menyebut bahwa sila kelima tidak detail mengurai mengenai keadilan sosial. Sebab orang bisa berpikir liar bahwa keadilan sosial bisa berpatokan pada marxisme maupun islamisme.??

        ?Karena tidak ada keterangan final tentang keadilan sosial,? tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: