Presiden Amerika Serikat (AS), Donald John Trump, dikecam sejumlah organisasi Yahudi di negara tersebut. Musababnya, sang presiden menuding orang-orang Yahudi di Amerika kurang mencintai Israel.
Tudingan itu muncul selama pertemuan puncak nasional Dewan Amerika Israel 2019, Sabtu malam. Dalam pidato di forum itu, presiden dari Partai Republik ini mendesak para peserta pertemuan untuk memilihnya dalam pemilihan presiden 2020, dengan alasan bahwa orang Yahudi Amerika tidak memiliki pilihan lain.
Baca Juga: AS Akan Kirim Pasukan Tambahan ke Timteng, Trump: Itu Berita Palsu
Presiden Trump juga menyebut orang-orang kaya dari komunitas Yahudi "pembunuh brutal" dalam menjalankan bisnis real estate.
"Banyak dari Anda dalam bisnis real estate, karena saya tahu Anda sangat baik.... Anda adalah pembunuh yang brutal. Sama sekali bukan orang baik, tetapi Anda harus memilih saya, Anda tidak punya pilihan," katanya.
"Kita harus membuat orang-orang di negara kita, negara ini, untuk lebih mencintai Israel...Kita harus membuat mereka lebih mencintai Israel. Karena Anda memiliki orang-orang yang adalah orang-orang Yahudi, yaitu orang-orang hebat, mereka tidak cukup mencintai Israel," lanjut presiden seperti dikutip dari The Hill, Senin (9/12/2019).
Pidato membingungkan Trump memicu reaksi instan. Sejumlah organisasi Yahudi Amerika terkemuka termasuk Dewan Demokrasi Yahudi Amerika dan kelompok lobi Yahudi J Street, dengan cepat mengecam pandangan politik Trump yang tidak terlalu halus sebagai ujaran anti-Semitisme secara terang-terangan.
?Kami sangat mengecam pernyataan keji dan fanatik ini di mana presiden?sekali lagi?menggunakan stereotip anti-Semit untuk mengkarakterisasi orang-orang Yahudi yang didorong oleh uang dan tidak cukup loyal kepada Israel...Dia bahkan memiliki keberanian untuk menyarankan bahwa orang Yahudi memiliki tidak ada pilihan selain untuk mendukungnya, dan mengeluarkan orang-orang (Yahudi) dari negara (kita) untuk meningkatkan dukungan (kepada) Israel," kata Direktur Eksekutif Dewan Demokrasi Yahudi, Halie Soifer, dalam sebuah pernyataan.
Soifer menekankan bahwa Trump tidak mendapat dukungan dari Yahudi Amerika. Menurutnya, dukungan Yahudi untuk Partai Republik turun 50 persen setelah Trump menjabat karena kebijakan dan retorika Trump sepenuhnya bertentangan dengan nilai-nilai Yahudi.
"Mayoritas besar orang Yahudi adalah pro-Israel dan anti-Trump karena retorikanya yang menargetkan komunitas kami dan orang lain, dan karena gerakan simbolisnya pada Israel tidak membuat Amerika atau Israel lebih aman," kata Soifer.
J Street membalas presiden AS itu dengan bersumpah akan membuat Trump kalah dalam pemilihan presiden (pilpres) 2020.
"Kami akan bekerja tanpa lelah untuk mengalahkan presiden ini dan mereka yang telah memungkinkannya, 11 bulan dari sekarang," tulis kelompok itu di Twitter.
Pada bulan Agustus, Trump menuding orang Yahudi Amerika yang memilih Partai Demokrat tidak loyal, tetapi tidak menjelaskan siapa mereka yang dianggap tidak loyal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: