Perusahaan penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk, disebut-sebut banyak tersangkut berbagai masalah usai dipimpin I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara sebagai direktur utama. Penyelesaiannya, tidak lain adalah perubahan pola penunjukan kepemimpinan.
Pengamat penerbangan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Suharto Abdul Majid menjelaskan, kasus penyelundupan, pemolesan laporan keuangan, hingga meroketnya harga tiket pesawat, kuat dipengaruhi perilaku pimpinan yang memang tak profesional.
Menurut Suharto, persoalan itu menyangkut masalah paling dalam dan klasik yakni kekuasaan, kewenangan, otoritas berkelindan dengan lemah atau tidak efektifnya pengawasan. Ujung-ujungnya hadirlah korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Baca Juga: Marwan Ja'far Ingatkan Erick Thohir Jangan Kebablasan Urus Garuda
"Saya kira ini soal perilaku manusia-manusianya. Ini menyangkut persoalan paling dalam dan klasik," ujarnya kepada VIVAnews, dikutip Selasa, (10/12/2019).?
Karena itu, dia memandang, peranan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sangat penting dalam menciptakan proses bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik. Sebab, kata dia, jika penunjukan pimpinan BUMN tidak tepat, yang menjadi korban adalah masyarakat.
Misalnya, seperti kasus meroketnya harga tiket sejak akhir 2018 hingga saat ini. Kata dia, itu tidak terlepas dari ketidakmampuan jajaran direksi Garuda dalam mencari sumber-sumber pendapatan yang inovatif atau tidak konvensional.?
"Itu perlu dikaji dan diusut betul. Bisa diduga proses bisnis yang tidak efisien. Kata kuncinya harus efisien, efektif, dan inovatif," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: