Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahun Depan, Akulaku Bidik Pembiayaan Rp6 Triliun

        Tahun Depan, Akulaku Bidik Pembiayaan Rp6 Triliun Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Akulaku Finance menargetkan pembiayaan pada 2020 mencapai Rp6 triliun, naik 50 persen dari tahun ini di level sekitar Rp4 triliun lebih.

        Efrinal Sinaga, Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia, menjelaskan, target tersebut akan tercapai meskipun tahun depan tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi.

        "Target pembiayaan Rp6 triliun tahun depan dengan NPF akan dijaga 1%," kata dia di sela acara Year End Media Gathering Pengumuman Pemenang Kompetisi Jurnalistik di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

        Baca Juga: Akulaku dan Kredivo Jadi Jawara Online Multifinance 2019

        Dengan Non-Performing Fund (NPF) dijaga 1%, tahun depan Akulaku menjaganya dengan cara, saat penerimaan data nasabah yang mengajukan pembiayaan, data yang masuk akan dikroscek untuk memastikan data nasabah tersebut layak dapat pembiayaan.

        "Menjaga kualitas bukan hanya collection, tapi saat akuisisi lakukan asesmen dan lihat historikal payment," katanya.

        Menurut dia, pada tata cara pengumpulan, ada perlakuan yang berbeda antara yang satu bulan dengan yang lebih. Hal itu, ditujukan agar penanganan pengumpulan menjadi fokus.

        Selain itu, tahun depan Akulaku berkomitmen tidak hanya mendistribusikan pembiayaan secara konsumtif, melainkan bisa untuk produktif.

        "Ini sesuai arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ini bentuk diversifikasi pembiayaan," katanya.

        Per 30 Oktober lalu, perusahaan telah menyalurkan pinjaman Rp4 triliun, tumbuh 116% secara tahunan (year on year/yoy). Pembiayaan itu diberikan kepada lebih dari 3 juta nasabah di Jawa, Sumatera, Bali, dan Lombok.?

        Selain itu, perusahaan bakal memberikan pendanaan dari pinjaman sindikasi asing alias offshore. Negara yang dijajaki untuk offshore yakni Hong Kong. Sebab, negara tersebut tengah menghadapi situasi gaduh, khususnya dari segi investasi. Dia mengatakan, sejauh ini sumber dana untuk pembiayaan berasal dari bank lokal, termasuk bank milik perusahaan yakni Bank Yudha Bhakti (BYB)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: