Apple Developer Academy hari ini menggelar Apple Graduation yang kedua kalinya. Tahun ini, Apple Developer Academy melahirkan 194 wisudawan yang telah mengikuti program beasiswa selama sepuluh bulan dari April 2019 hingga Januari 2020.
Melalui program beasiswa ini, Apple Developer Academy berupaya mencetak lebih banyak sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi pengembangan aplikasi kelas dunia sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi digital nasional.
Baca Juga: Habis Gelap Terbit Terang, Apple Mulai Bangkit Lagi di China, Ini Buktinya!
Apple Developer Academy merupakan wadah pengembangan talenta digital yang dibangun oleh Apple Inc. dan didukung oleh Sinar Mas Land. Sekolah coding ini membekali para siswanya dengan tiga kemampuan utama yakni teknikal, bisnis, dan desain. Program beasiswa penuh dari Apple Developer Academy diterima setiap tahun oleh ratusan siswa terpilih.?
Selama 10 bulan, Apple Developer Academy telah melakukan inkubasi atau pendalaman teknologi di BSD City. Tahap inkubasi ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi para wisudawan sehingga ilmunya bisa diaplikasikan langsung di masyarakat luas melalui teknologi.
"Kepada semua lulusan diharapkan dapat berkontribusi di level maksimum. Tidak hanya di bisnis digital, tapi juga bisa menjadi entrepreneur," ujar Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro di BSD City, Tangerang, Selasa (14/1/2020).
Dalam Apple Graduation batch kedua ini, para perwakilan peserta menampilkan sejumlah aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyakat Indonesia. Aplikasi-aplikasi yang dipresentasikan di acara kelulusan Apple Developer Academy di batch kedua ini di antaranya adalah Qiroah, Teman Netra, Leastric, Hearo, dan Canting.
Qiroah yang dipresentasikan oleh Khoirunnisa? Rizki Noor Fatimah dan Ramadhani Dian Pratwi diciptakan untuk mendukung metode belajar membaca Alquran secara tatap muka (talaqqi), mendengarkan frasa, dan melatih pengucapan ayat-ayat Alquran. Aplikasi ini akan memberi tanggapan dengan menggunakan teknologi Machine Learning.
Aplikasi kedua adalah Teman Netra yang dipresentasikan oleh Savitri Nurhayati dan P. J. Bumi Gilang Sinawang. Aplikasi ini diciptakan untuk membantu warga Indonesia yang memiliki kesulitan penglihatan dengan memberikan bantuan untuk membaca teks pada surat, buku, brosur, label makanan, menu restoran, hingga pembacaan nominal uang.
Leastric dipresentasikan oleh Marilyn M. Y. D. Parhusip dan diciptakan untuk mengawasi penggunaan listrik yang kita pakai kapan saja dan di mana saja. Alat yang tersambung dengan aplikasi ini akan membantu kita dalam menghemat dan membantu lingkungan.?
Aplikasi yang tidak kalah menarik adalah Hearo, yang dipresentasikan oleh Kamilia Latifah dan Aisyah Nur Shadrina dan diciptakan untuk membantu komunitas yang memiliki kesulitan pendengaran agar dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan mengubahnya menjadi sebuah teks. Aplikasi ini juga dapat menerjemahkan tawa dan juga tepuk tangan.
Dimitrij Tijawi dan Indra Sumakarya mempresentasikan aplikasi bernama Canting yang diciptakan untuk memberikan pengalaman imersif dan nyata untuk menciptakan karya seni Batik. Pembuatan karya seni batik ini dilakukan dengan aplikasi Canting menggunakan Apple Pencil sebagai alatnya. Kemudahan yang dihadirkan aplikasi Canting sendiri membuatnya dapat digunakan oleh komunitas batik.
Apple Developer Academy juga telah membuka pendaftaran dan melakukan seleksi (recruitment) terhadap lebih dari 2.000 pelamar dari berbagai provinsi di Indonesia. Seleksi ini berhasil menyaring 200 calon mahasiswa yang akan menerima beasiswa di batch ketiga yang akan dimulai pada Februari hingga Desember 2020.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum