Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dari Wuhan, Pemerintah China Konfirmasi Penyebaran Virus Baru Sudah Terjadi di Sejumlah Kota

        Dari Wuhan, Pemerintah China Konfirmasi Penyebaran Virus Baru Sudah Terjadi di Sejumlah Kota Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Pihak berwenang China mengkonfirmasi Coronavirus baru telah menyebar ke beberapa kota. Mereka juga mengakui jumlah pasien naik tiga kali lipat dan sudah ada tiga orang yang dilaporkan meninggal dunia karena virus ini.

        Di media sosial Weibo warga China mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang penyebaran virus tersebut. Pada Senin (20/1/2020) komisi kesehatan Distrik Daxing, Beijing mengkonfirmasi dua kasus Coronavirus baru.

        Baca Juga: Masuk Karantina, Warga Korsel Datang dari China Positif Terjangkit Wabah Pneumonia Misterius

        Sementara komisi kesehatan Provinsi Guangdong juga mengkonfirmasi satu kasus di Shenzhen. Tiga kasus di dua wilayah itu menandakan penyebaran virus tersebut telah melampaui Wuhan, kota pertama virus ini merebak.

        Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengatakan ada 136 kasus pneumonia atau masalah pernapasan yang disebabkan Coronavirus baru. Menambah 62 kasus yang sudah diketahui sebelumnya. Pada Sabtu (18/1/2020) pihak berwenang China melaporkan tiga kematian yang disebabkan virus ini.

        Sudah ada 200 orang di seluruh dunia yang dinyatakan terjangkit Coronavirus baru ini. Menantang pihak berwenang kesehatan di seluruh dunia untuk menjaga penyebaran virus tersebut. Korea Selatan melaporkan kasus Coronavirus baru pertama mereka.

        Satu orang perempuan berusia 35 tahun yang berasal dari Wuhan menjadi pasien keempat yang dilaporkan terjangkit Coronavirus baru di luar China. Sementara pada perayaan Tahun Baru Imlek pekan depan ratusan juta warga China akan melakukan perjalanan baik di dalam negeri atau ke luar negeri.

        Pusat Analisis Penyakit Menular Global dari London Imperial College MRC merilis laporan yang memperkirakan pada 12 Januari ada 1.723 kasus gejala Coronavirus di Wuhan. Pihak berwenang kesehatan China belum mengomentari laporan tersebut.

        Pihak berwenang di seluruh dunia termasuk di Amerika Serikat dan negara-negara Asia mulai meningkatkan pemeriksaan pada wisatawan asal Wuhan. Pekan lalu Thailand melaporkan dua kasus dan Jepang satu kasus. Tiga orang pasien di dua negara itu berasal dari Wuhan atau baru saja mengunjungi kota tersebut.

        Virus ini memiliki famili yang sama dengan Coronavirus lainnya seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menewaskan 800 orang di seluruh dunia pada tahun 2002 sampai 2003. SARS juga bermula dari China.

        Baca Juga: Awal Penyebaran Wabah Pneumonia Misterius di China

        Gejala-gejalanya antara lain demam tinggi dan kesulitan bernafas. Sama seperti penyakit pernapasan lainnya dan menimbulkan komplikasi dalam upaya pemeriksaan.

        Komisi Kesehatan Nasional Cina mengatakan akan meningkatkan upaya pencegahan penyebaran virus ini. Tapi mereka mengakui masih belum mengetahui sumber virus tersebut.

        Penyebaran virus ini membuat saham perusahaan farmasi dan produsen masker naik. Penyebaran Coronavirus baru menjadi trending topik di media sosial Cina Weibo. Banyak warga yang mengungkapkan kekhawatiran mereka.

        "Siapa yang tahu berapa banyak orang yang mengunjungi Wuhan tidak sadar mereka telah terinfeksi," kata salah satu pengguna Weibo.

        Dalam tajuk rencananya surat kabar yang diterbitkan Partai Komunis Cina, Global Times menulis pemerintah harus mengungkapkan seluruh informasi tentang virus tersebut. Global Times meminta pemerintah Cina tidak mengulang kesalahan yang sama seperti saat SARS.

        Sebelum jumlah korban semakin banyak dan rumor memaksa mereka mengungkapkan epidemi tersebut. Pemerintah Cina menutupi penyebaran SARS selama berpekan-pekan.

        "Upaya menyembunyikan akan menjadi pukulan keras terhadap kredibilitas pemerintah dan mungkin akan memicu kepanikan sosial yang lebih besar," tulis Global Times.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: