Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bermula dari Alat Tenun, Sakichi Toyoda Sukses Dirikan Toyota Hingga Saat Ini

        Bermula dari Alat Tenun, Sakichi Toyoda Sukses Dirikan Toyota Hingga Saat Ini Kredit Foto: Twitter/Nikkei Asian Review
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hari ini semua orang mengenal perusahaan Toyota. Bahkan dengan mendengarnya saja, dibenak kita pun sudah terpampang jelas kendaraan dari Toyota yang dipakai dan dimiliki banyak orang. Namun, siapa yang sangka ternyata kesuksesan pendirinya, Sakichi Toyoda merupakan anak sulung dari seorang petani. Ia pun dikenal sebagai bapak revolusi industri Jepang.

        Sakichi Toyoda lahir 14 Februari 1867. Awalnya ia merupakan seorang penenun yang berhasil menciptakan mesin yang mampu meminimalisir kesalahan dengan sistem otomatis. Jadi mesin itu bisa menghentikan produksi jika terjadi kesalahan pada pola, sehingga kapasitas produksi pun semakin meningkat.

        Sejak kecil ia memang sudah mempelajari perakitan mesin tekstil karena melihat ibunya menenun memakai alat tenun yang digerakkan dengan tangan. Pria kelahiran Shizuoka ini memang tak pernah berhenti menciptakan karya-karya baru.

        Baca Juga: Toyota Punya Mimpi Bangun Kota Futuristik, Apik bin Ajaib! Begini Rinciannya

        Ketika kecil, ia adalah anak yang nakal, dan makin menjadi pemurung ketika masuk sekolah. Meski dikenal baik hati, Toyoda bila menemui masalah tidak suka bertanya kepada orang lain. Ia selalu berusaha sendiri mencari jawabannya.

        Dia memiliki konsep yang hingga saat ini masih diterapkan di perusahaannya yakni mencari metode untuk memecahkan masalah, meningkatkan kualitas dan efisien dalam mengeluarkan biaya.

        Sakichi kemudian menjual paten mesinnya ke sebuah perusahaan Inggris senilai US$ 150.000. Uang hasil penjualan tersebut ia gunakan untuk membantu putranya mendirikan sebuah perusahaan bernama Toyota.

        Toyota pun terus berkembang bersama anaknya karena memang perusahaan ini dibentuk dengan inovasi dan langkah berani dari sang pemilik.

        Alkisah sang putra, Kiichiro Toyoda pergi ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mempelajari mobil, tenaga mesin dan cara kerja mesin. Hingga pada tahun 1933 ia berhasil mendirikan bagian otomotif di perusahaan tenun milik sang ayah.

        Di sini dia mengerjakan prototipe bernama Toyoda Model AA Sedan, AB Phaeton dan truk GA. Hingga akhirnya, Kiichiro memberanikan diri untuk membentuk unit baru bernama Toyota Motor Company pada 1937, di sini logo baru dan nama resmi sudah digunakan.

        Tahun 1940an Toyota pun terus meningkatkan produksi hingga tahun 1947 perusahaan ini berhasil memproduksi 100.000 kendaraan.

        Di saat yang sama pula Toyota gencar melakukan ekspansi cabang, peningkatan perakitan, manufaktur mobil listrik sampai bisnis produksi karet.

        Namun pasca perang merupakan hal yang berat untuk Toyota, perusahaan terpaksa mencari utang dan mengurangi pegawai untuk tetap bertahan bahkan Toyota sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), penurunan gaji pegawai hingga terjadi mogok besar-besaran di perusahaan. Namun akhirnya Toyota bangkit dan berhasil keluar dari kebangkrutan.

        Hal ini karena militer AS memesan lebih dari 5.000 kendaraan untuk digunakan dalam perang Korea. Toyota pun kembali bangkit dan berhasil memproduksi kendaraan untuk komersil. Pada periode 1950an, Toyota mendirikan divisi penjualan secara terpisah yang tugasnya membuka dealer, meningkatkan ekspor hingga membidik pasar Amerika Serikat (AS).

        Pada 1957 mobil Jepang pertama yang masuk ke AS adalah Crown dari Toyota. Pada 1960 Toyota mengalami pertumbuhan pesat, mereka menggandeng Eropa untuk membuka pasar di sana. Kemudian Toyota juga sampai ke Australia.

        Pada 1965, sebagai tahun yang bersejarah untuk Toyota, Mobil Sports 800 dikenalkan ke publik. Ini merupakan mobil sports pertama yang mereka ciptakan, diikuti Corolla yang menjadi mobil penumpang terlaris sepanjang masa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: