Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Gas Industri Turun, PGN Bisa Buntung

        Harga Gas Industri Turun, PGN Bisa Buntung Kredit Foto: Antara/Ardiansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Perusahaan Gas Negara Tbk, (PGN) diminta untuk menurunkan harga gas industri. Hal tersebut dikatakan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, desakan untuk menurunkan harga gas industri diprediksi bisa mempengaruhi kinerja perusahan plat merah tersebut.

        "Salah satu dampak negatif dari kebijakan ini (penuruhan harga gas, red) adalah dampaknya terhadap PGN yang menjadi supplier dari gas ini." katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

        Baca Juga: H+2 Arcandra Tahar Komandoi PGN, Saham PGAS Bikin Investor Mupeng!

        Baca Juga: Good Job! Arcandra Tahar Jadi Komisaris Utama, Ini Lho Pasukan Baru PGN!

        Lanjutnya, ia mengatakan, adanya kebijakan ini akan mengakibatkan keuntungan dari PGN akan cenderung tergerus dan berdampak pada penilaian eksternal.?

        "Namun, tergerusnya keuntungan PGN diperkirakan tidak akan berdampak pada kepercayaan investor pada perusahaan di Indonesia, mengingat model bisnis PGN yang cenderung berbeda dibanding perusahaan manufaktur swasta lainnya," jelasnya.

        Lebih lanjut, menurut dia, model bisnis berbeda yang dimaksud adalah dari sisi bagaimana harga dan kuantitas produk yang dijual cenderung bergantung pada kebijakan pemerintah.?

        "Berbeda dengan model bisnis pada industri manufaktur pada umumnya di mana harga dan kuantitas pada umumnya mengacu pada mekanisme pasar," sambungnya.

        Di sisi lain, sambungnya, apabila kelak harga dari sisi hulu cenderung turun, sedangkan harga hilir tetap, maka hal ini dapat menjadi kesempatan dari PGN untuk mendapatkan profit.

        Tambahnya, rencana penurunan harga gas industri oleh pemerintah diharapkan oleh beberapa industri yang membutuhkan gas industri, seperti industri kaca dan keramik dapat menambah daya saing.

        Daya saing itu diperlukan untuk menghadapi kompetitor dari sisi ekspor maupun kompetitor berbentuk impor dari luar negeri untuk penjualan domestik.?

        "Harga beli dari kedua gas dari kedua industri tersebut dinilai relatif mahal dibandingkan dengan harga di kawasan, yaitu sekitar USD 9,1 per MMBTU," ujar dia.

        Sementara itu, untuk pengurangan harga gas diharapkan menjadi salah satu solusi dalam mendorong industri-industri spesifik yang memang membutuhkan gas industri sebagai salah satu bahan baku dalam industri manufaktur mereka.?

        "Memang opsi ini bukan menjadi satu-satunya opsi yang ditawarkan oleh pemerintah, meskipun memang cara ini dianggap merupakan cara yang paling cepat dalam memberikan dampak pada industri terkait," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: