Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menunjuk 13 orang sebagai penasihat. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan.
Menyikapi tiga belas nama penasihat Moeldoko itu, Presiden Joko Widodo tidak ingin berkomentar banyak. Ia seakan tak mau 'campur tangan' dan meminta agar ditanyakan pada yang bersangkutan.
"Kalau urusan di kementerian, lembaga tanyakan langsung," kata Jokowi di sela-sela meninjau renovasi Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Baca Juga: Jokowi Tolak WNI Eks ISIS Pulang Kampung, Warganet Ramai-ramai Dukung
Tiga belas nama tersebut diketahui, yakni Andi Widjajanto (mantan Sekretaris Kabinet), Kuntoro Mangkusubroto (mantan Menteri Pertambangan dan Energi), Purnomo Yusgiantoro (mantan Menteri Pertahanan), Manuel Kaisiepo (mantan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia), serta seorang pengusaha Sudhamek.
Lalu ada juga nama-nama lain, yakni Imam Prasodjo (sosiolog), guru besar hukum agraria UGM Maria Suwardjono, Direktur PT Telkom Edi Witjara, Dewan Pengarah UN-CERF Rahmawati Husein.
Ada juga peneliti Pusat Kajian Etnografi Komunitas Adat (Pustaka) Yando Zakaria, dosen FISIP UGM Kuskridho Ambardi, Komisaris Utama Mayapada Healthcare Jonathan Tahir, dan guru besar hukum pidana UGM Eddy Os Hiariej.
Baca Juga: Moeldoko ke Habib Rizieq: Pulang-pulang Aja Kalau Berani
Sementara itu, salah seorang penasihat Moeldoko, Eddy Hiariej sebelumnya mengaku, pengangkatan dirinya sudah di-SK-kan sejak pekan lalu.?"Sudah sejak Senin, 3 Februari SK-nya," kata dia.
Untuk tugas-tugasnya, hanya memberi pandangan-pandangan dan nasihat kepada Moeldoko maupun pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan. "Memberi nasihat diminta maupun tidak," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: