PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan di level 7,36% yoy. Peningkatan kredit tercatat dari posisi Rp238,29 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp255,82 triliun di bulan yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata laju kredit industri perbankan nasional. Bank Indonesia merekam penyaluran kredit perbankan tumbuh melambat di level 5,9% yoy per Desember 2019.
Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan, kenaikan kredit dan pembiayaan perseroan ditopang penyaluran kredit perumahan yang tumbuh sebesar 7,32% yoy menjadi Rp229,26 triliun pada akhir kuartal IV 2019.
Baca Juga: Berkat Aplikasi BTN Properti, Akhirnya Aku Punya Rumah Impian
"Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi menjadi penyumbang utama peningkatan tersebut," ujar Pahala saat Media Briefing di Jakarta, Senin (17/2/2020).
KPR subsidi BTN tercatat naik 13,2% yoy dari Rp98,17 triliun menjadi Rp111,13 triliun pada kuartal IV 2019. KPR non-subsidi juga terpantau tumbuh di level 3,71% yoy menjadi Rp80,64 triliun di akhir Desember 2019.?
Selain itu, kredit non-perumahan juga menyumbang pertumbuhan total kredit di perseroan. Penyaluran kredit non-perumahan tercatat tumbuh 7,62% yoy, dari Rp24,67 triliun pada kuartal IV 2018 menjadi Rp26,55 triliun.
"Kredit komersial menjadi penopang utama pertumbuhan segmen kredit tersebut dengan kenaikan penyaluran sebesar 14,13% yoy menjadi Rp21,66 triliun pada akhir Desember 2019," tuturnya.
Di sisi lain, di tengah pengetatan likuiditas, BTN pun mampu mencatatkan pertumbuhan tabungan sebesar 8,98% yoy menjadi Rp45,64 triliun pada kuartal IV 2019. Secara total, BBTN menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp225,4 triliun hingga akhir Desember 2019.
Dengan kinerja kredit dan DPK tersebut, aset BTN tercatat tumbuh 1,74% yoy menjadi Rp311,77 triliun pada akhir tahun lalu.
Sementara itu, penyaluran kredit yang positif menyumbang pendapatan bunga BTN sebesar 12,43% yoy dari Rp22,83 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp25,67 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kinerja Anjlok, Jubir Salahkan Media Massa: Kerja Maruf Amin Gak Dianggap Penting
Kendati demikian, dalam rangka menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 serta meningkatkan kehati-hatian, BTN memacu pemupukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Pada akhir Desember 2019, CKPN BBTN berada di posisi Rp6,14 triliun atau melonjak 85,09% yoy dari Rp3,32 triliun.
"Coverage ratio kami berada di level 50,01% pada Desember 2019 dan terus kami pupuk sehingga pada Januari 2020 coverage ratio sudah mencapai 109,47%," kata Pahala.?
Dengan peningkatan signifikan pada CKPN tersebut, BTN meraup laba bersih senilai Rp209 miliar pada akhir 2019. "Kami berfokus pada bisnis yang hati-hati dan berkelanjutan. Sehingga, kami memilih memupuk CKPN untuk membentuk pondasi bisnis yang kuat dan siap melaju di 2020," jelas Pahala.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti