Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Beri Pengobatan Tradisional Berumur Sekitar 3.000 Tahun untuk Pasien Corona

        China Beri Pengobatan Tradisional Berumur Sekitar 3.000 Tahun untuk Pasien Corona Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Beijing -

        China memberikan layanan pengobatan tradisional yang sudah berumur sekitar 3.000 tahun untuk para pasien yang terinfeksi virus Corona baru, Covid-19. Dalam pengobatannya, para dokter di negara itu menggabungkan teknik pengobatan tradisional China (TCM) dan obat-obatan Barat.

        Kepala Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengonfirmasi penggunaan TCM di rumah sakit Wuhan. Dia mengatakan TCM diterapkan pada lebih dari setengah kasus yang dikonfirmasi di Hubei.

        "Upaya kami telah menunjukkan hasil yang baik," kata Wang pada konferensi pers, tanpa menjelaskan lebih lanjut, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (18/2/2020). "Para ahli top TCM telah dikirim ke Hubei untuk penelitian dan perawatan," ujarnya.

        Baca Juga: Obati Pasien Corona, China Gunakan Darah Orang yang Sudah Sembuh

        Belum ada obat atau pencegahan yang resmi disetujui dalam mengatasi wabah Covid-19. Wabah penyakit yang muncul pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei pada Desember 2019 itu telah menewaskan 1.869 orang di China dan lima orang lainnya di Jepang, Taiwan, Hong Kong, Filipina, dan Prancis. Secara global sebanyak 73.335 orang telah terinfeksi virus tersebut.

        Hanya beberapa minggu setelah epidemi Covid-19, laporan perawatan dan vaksin terhadap mereka yang terinfeksi telah menunjukkan kegembiraan. Pembuat obat, Gilead Sciences Inc, yang dilaporkan pertama kali menggunakan obatnya untuk melawan virus Corona telah mendorong para dokter untuk mendukung pengujian lebih lanjut terhadap obat mereka.

        Menurut Wang, sekitar 2.200 pekerja TCM telah dikirim ke Hubei. Wang adalah salah satu pejabat di garis depan dalam upaya China mengatur ulang pendekatannya terhadap epidemi Covid-19 setelah kemarahan publik muncul di seluruh China. Kemarahan dipicu oleh kurangnya transparansi selama krisis Covid-19 yang telah menggoyang ekonomi negara tersebut. Awal pekan ini, China memecat para pejabat senior Hubei, termasuk pendahulu Wang.

        Wang, yang juga Wakil Ketua Komisi Kesehatan Nasional, diangkat sebagai anggota komite tetap Hubei, badan pembuat keputusan teratas provinsi. Beberapa hari setelah pengangkatannya, Hubei mengumumkan penyesuaian mengejutkan dalam metode penghitungan kasus infeksi untuk memasukkan mereka yang didiagnosis dengan CT scan.

        Hubei telah hancur oleh krisis Covid-19 dan fasilitas medisnya berada pada titik puncaknya. Sementara ribuan dokter telah dikirim dari seluruh China ke provinsi itu untuk membantu dan dua rumah sakit baru dibangun dalam hitungan hari. Mereka masih berjuang dengan kekurangan pasokan dan staf medis. Ada banyak laporan tentang kematian di Hubei yang bisa dicegah, tetapi bukan karena kurangnya perawatan medis yang memadai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: