Serangan Udara Hantam Yaman, Unicef Laporkan 19 Anak Tewas
Setidaknya 19 anak tewas dalam serangan udara di Yaman utara akhir pekan lalu. Serangan tersebut bahkan juga melukai belasan orang lainnya. Hal itu disampaikan Unicef dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (20/2/2020).
"Unicef sedih mengetahui serangan baru-baru ini di Al-Jawf, utara Yaman, pada 15 Februari, merenggut 19 anak-anak (delapan laki-laki dan 11 perempuan) dan melukai 18 lainnya (sembilan laki-laki dan sembilan perempuan lainnya)," kata Sara Beysolow Nyanti, Perwakilan Unicef di Yaman.
Baca Juga: Saudi Kutuk Serangan Rudal di Kamp Militer Yaman yang Tewaskan 116 Orang
Pada Sabtu lalu, milisi Houthi mengatakan bahwa pesawat koalisi Arab Saudi menargetkan distrik Al-Masloub Al-Jawf dengan melancarkan beberapa serangan. Serangan itu kemudian menewaskan 35 warga sipil dan mengakibatkan adanya korban luka.
Nyanti berharap perdamaian dapat tercipta di Yaman. Dia juga menyadari selama konflik terjadi banyak kalangan anak-anak yang menderita dan ini menjadi pukulan bagi semua pihak yang terlibat konflik untuk memikirkan nasib anak-anak tersebut.
"Kami berharap perdamaian akan ada di Yaman. Tapi meningkatnya kekerasan yang mengkhawatirkan selama beberapa pekan terakhir adalah pengingat yang keras bahwa anak-anak di Yaman terus memikul beban terberat dari konflik," ujarnya.
Unicef, kata Nyanti, mengimbau semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk melindungi kehidupan anak-anak dengan mengakhiri perang brutal ini.
"Penderitaan anak-anak di Yaman tidak boleh dilupakan atau tidak diperhatikan," ujarnya.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika milisi Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Krisis meningkat pada tahun 2015 ketika koalisi militer yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara yang menghancurkan yang bertujuan menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Sejak itu, puluhan ribu warga Yaman, termasuk banyak warga sipil, diyakini telah terbunuh dalam konflik itu. Sementara, 14 juta lainnya kini berisiko kelaparan, menurut PBB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: