Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Paus Fransiskus Minta Jangan Gunakan Solusi-solusi Tak Adil dalam Konflik Israel-Palestina

        Paus Fransiskus Minta Jangan Gunakan Solusi-solusi Tak Adil dalam Konflik Israel-Palestina Kredit Foto: Reuters/Giampiero Sposito
        Warta Ekonomi, Roma, Italia -

        Paus Fransiskus memperingatkan tentang solusi yang tak adil untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Peringatannya itu jelas mengacu pada rencana perdamaian Timur Tengah yang disusun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        Paus Fransiskus mengungkapkan, saat ini wilayah Mediterania terancam oleh pecahnya ketidakstabilan serta konflik, baik di Timur Tengah dan berbagai negara Afrika Utara. Dia pun menyoroti konflik Israel-Palestina.

        Baca Juga: Palestina Geram dengan Gambar Peta Aneksasi Tepi Barat Buatan AS-Israel

        "Kita juga tidak bisa mengabaikan konflik yang masih belum terselesaikan antara Israel dan Palestina, dengan bahaya solusi yang tidak adil dan karenanya merupakan awal dari krisis baru," ujar Paus Fransiskus saat menghadiri pertemuan para uskup dari semua negara Lembah Mediterania yang diselenggarakan di Bari, Italia, Minggu (23/2/2020), dikutip laman Middle East Monitor.

        Itu diyakini pertama kalinya Paus Fransiskus secara terbuka berbicara tentang konflik Israel-Palestina sejak Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah-nya pada 28 Januari lalu.

        Sebelumnya, dia memang cukup sering membela hak-hak Palestina. Namun pada saat bersamaan, Paus Fransiskus pun kerap menekankan tentang kebutuhan Israel dalam hal keamanan.

        Pada 2018, Paus Fransiskus menyatakan keprihatinan atas keputusan AS memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

        Dia mengatakan status quo Yerusalem harus dihormati. Paus Fransiskus meminta semua pihak menghormati resolusi PBB terkait kota tersebut.

        Rencana perdamaian Timur Tengah yang disusun Trump memang menuai banyak kritik dan protes, termasuk dari Liga Arab dan Uni Eropa.

        Selain karena tak melibatkan Palestina dalam prosesnya, rencana perdamaian itu pun sangat memihak dan memprioritaskan kepentingan politik Israel.

        Dalam rencananya, Trump menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang tak terbagi. Ia pun mengakui pendudukan Israel atas sebagian wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan.

        Dengan rencana tersebut, aspirasi dan tuntutan Palestina kian terkubur. Ia tak bisa lagi mengharapkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negaranya.

        Teritorial yang diinginkan Palestina, yakni berdasarkan garis perbatasan 1967, juga buyar. Sebab Israel telah mencaplok sebagian Tepi Barat dan Lembah Yordan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: