Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Pengembangan bendungan ini merupakan bagian dari upaya mendukung perluasan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air di Aceh.
Proyek bendungan dengan lahan seluas 858 hektare (ha) tersebut baru mulai dibangun pada akhir 2018 dan ditargetkan selesai pada tahun 2022. Pemerintah mengucurkan dana konstruksi sebesar Rp1,5 triliun dari APBN untuk proyek ini.
Baca Juga: Waspada! Siaga 3, Air Bendungan Katulampa Diperkirakan Tumpah ke Jakarta Sore Ini
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno, menyatakan bahwa saat ini progres konstruksi bendungan sudah sebesar 8,69%.
"Saat ini konstruksi memasuki tahap penyelesaian outlet terowongan pengelak aliran sungai agar dapat dilakukan pekerjaan utama pada tubuh bendungan," ujarnya, Sabtu (22/2/2020).
Dia berharap, bendungan ini kelak mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie.
Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan dan sebagai destinasi wisata baru. Sebelumnya, pada 2016 di Kabupaten Pidie juga telah diselesaikan pembangunan Bendungan Rajui berkapasitas 2,67 juta meter kubik (m3) untuk mengairi areal persawahan seluas 1.000 hektare (ha).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: